Sejak dimana First mengungkapkan perasaanya pada Ja, mereka berdua pun mulai menunjukkan khususnya Ja mulai menjaga jarak pada first.
Sebisa mungkin ia menjauh dengan berbagai alasan agar tak bertemu secara langsung dengan First.
"Phi .. aku sudah menyiapkan sarapan" ucap First.
"Eh.. aku masih kenyang, aku harus kekampus dukuan" ucap Ja.
"Hari ini.. mobil bisa kamu gunakan, aku dijemput oleh king" ucap Ja lalu beranjak pergi.
Sejak saat itu Ja tidak pernah lagi pergi bersama First, ia mencari berbagai alasan agar berdua bersama first.
Keadaan semakin canggung. Bahkan nadi yang terlihat dekat,sentuhan yang biasa terjadi menjadi sebuah hal yang tak biasa bagi kedua saudara ini.
Menyadari hal ini tak seharusnya terus menerus terjadi first kemudian mengalah.
"Kita tak harusnya seperti ini phi"
Suasana hening setelah sebuah kalimat keluar dari mulut First.
"Keadaan ini pernah terjadi ketika kita bertemu pertama kali" ucap First.
"Aku minta maaf, karena telah membuat hubungan kita menjadi canggung satu sama lain" ucap first.
"Apa kita bisa kembali seperti dulu ?"
First menatap Ja."Aku akan melupakan perasaanku, seakan semua tidak pernah terjadi" ucap First
Ja menatap first, yang juga menatap dirinya.
"Aku juga tidak ingin seperti ini."
"Ini sangat tidak nyaman dan sangat aneh" ucap Ja."Aku hargai perasaan kamu, tapi.. bukan berarti aku bisa menerima pernyataanmu saat itu" ucap Ja.
Keadaan menjadi hening sesaat.
"Mari lupakan dan jalani hidup kita seperti dulu, maka semua akan baik-baik saja" ucap Ja.
First tersenyum canggung lalu ia mengangguk.
"Iya phi"ucap first.
Ja melepar senyum kearah first, tak selepas biasanya dan mereka saat itu masih menyesuaikan diri untuk menerima keadaan.
Sejak saat itu meski keadaan masih tampak canggung, first dan Ja mulai mendekatkan satu sama lain membiarkan suasana membaik dengan sendirinya.
"Phi.. hari ini aku pulang dengan temanku ya" ucap first ketika berada dimobil yang sama dengan Ja.
"Teman ? Teman yang mana ?" Tanya Ja.
"Ada teman sekelasku. Kami rencana akan ketoko buku untuk membeli beberapa referensi" ucap First.
"Harus beli ? Kenapa tidak pinjam di perpustakaan kampus saja ?" Tanya Ja.
"Buku yang kami perlukan tidak ada di perpustakaan kampus, jadi terpaksa kami harus membelinya" ucap First.
"Apa perlu kutemani ?" Tanya Ja.
First tersenyum lalu menggeleng.
"Tak perlu phi, aku dengan temanku juga" tolak First."Baiklah. Jangan pulang terlalu malam ya" ucap Ja dibalas anggukan oleh first.
---
Keesokan harinya Ja yang telah siap terlebih dahulu menunggu First di teras rumah, tak lama sebuah mobil berhenti didepan rumah keluarga Ja. Keluar seorang pria dari mobil itu berjalan menuju teras rumah Ja.
"Hallo phi.. saya Kai" seorang pria dengan tinggi yang hampir setara dengan Ja menyapanya dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
In the End (Ja First)
FanfictionBagaimana jika Jatuh Cinta akan membuat terluka ? Ja dan First adalah Saudara tiri yang mulai mengembangkan perasaan mereka. Dengan perasaan yang dirahasiakan itu, suatu hari hubungan mereka terbongkar. Ibu dari First yang menyadari itu mulai menjau...