#35 Keinginanmu terwujud

143 19 4
                                    

First POV

Ibu membantuku menyimpan barang di koper.

"Kamu yakin mau pindah ?" Tanya ibu.

Aku mengangguk meyakini ibu bahwa keinginanku pindah adalah tekat yang bulat.

"Apa ada masalah ? Kamu bisa cerita pada ibu." Ucap ibu.

First mengelengkan kepalanya.
"Tidak ada Bu. First hanya ingin hidup mandiri" jawab first.

Ibu menatap first.
"Kamu harus sering menjenguk ibu ya" ucap ibu

"Pasti Bu" jawabku.

----

Tepat hari dimana hari keluarku dari rumah.
Berat, tapi harus ku lakukan demi kesehatan hatiku sendiri. Jika aku tetap disini dan bertemu Ja terus menerus, aku yakin bahwa aku tak bisa melupakan Perasaanku padanya.

"Ayah dan ibu akan sering menjengukmu first" ucap ayah.

"Iya ayah. Ayah jaga kesehatan ya.. ibu juga"

"Phi Rin tolong jaga ibu dan ayah " pintaku

Rin tersenyum.
"Tentu saja first." Jawab Rin.

Aku tak melihat Ja disini, dia lebih memilih berada dikamar daripada mengantarku pergi.

"Kalau begitu first pergi ayah,Bu dan phi Rin"

"Jaga diri ya.. aku akan merindukanmu first" ucap Rin sembari memelukku.

"Phi Rin juga" ucapku membalas pelukan phi Rin.

---

Aku berhenti didepan pintu kamar nomor 899 dilantai 12.

Aku terdiam beberapa saat hingga aku membuka pintu kamarku.

Aku membuka pintu kamar dan melihat suasana yang tak asing bagiku.
Aku menarik koperku kedalam dan langsung masuk kedalam kamar.

Aku duduk dikasur dan terdiam beberapa saat menghela nafas.

Kesunyian melanda duniaku saat ini.
Mulai hari ini aku akan hidup sendiri dan memulai hidup yang baru.

Aku meletakan foto keluarga yang kubawa kemeja dikamar ku.

Aku tersenyum, ada perasaan Merindukan hari-hari dulu.
Tapi aku tak bisa terus menerus hidup dimasa lalu.

Untuk bahagia aku harus melepaskan semuanya.

----

Aku kembali bekerja setelah mengajukan libur beberapa hari karena sibuk untuk pindahan.

"Hei apa kalian tahu ?" Seorang karyawan mulai menyebar gosip yang ia dengar.

"Apa ?" Tanya karyawan lainnya.

" Nona Rin diangkat menjadi sekretaris  oleh ketua Ja." Ucapnya.

"Kau serius ?" Tanya lainnya

"Ia, aku mendengar dari ruang HRD." Ucapnya meyakinkan teman lainnya.

Sementara itu aku hanya diam, aku mendengarnya namun aku tak bereaksi apapun.

"Kamu tau soal ini ?" Tanya Type padaku.

Aku menatap Type dan lalu menggelengkan kepalaku.

Type mengangguk mengerti lalu kembali bekerja.

Aku tahu Ja melakukan itu tak lain dan tak bukan adalah ingin membuatku terluka bagaimana tidak, ia jelas membuatku cemburu. Ia terus bersikap manis pada istinya Rin, memperlakukannya bak ratu dan aku tahu Ja tidak pernah melakukan hal itu.

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang