Ponselku berdering, aku melihat sebuah nomor tak kenal memberiku pesan.
"First"
Nomor asing tapi tahu nama pemilik ponsel ini.First..."
Mengetik..."Aku menemukannya"
"Seseorang yang kupikir tersangka dibalik percobaan pembunuhan yang terjadi padamu"
Aku menatap lekat ponselku..
Sebuah pesan yang tak terduga dan membuatku menerka apakah benar pesan itu.Aku berlari keluar dari kamarku, bergegas pergi menuju kendaraan yang terparkir diluar.
Aku tampak terkejut melihat Beam, ia pun tampak terkejut melihat ku tergesa-gesa keluar.
"First, kamu mau kemana ?" Tanyanya.
"Beam... Aku mendapatkan pesan asing yang mengatakan tahu dimana pembunuhan" ucapku
Beam mengerutkan keningnya.
"Kamu yakin ?? Bukan pesan iseng ?" Tanya Beam meyakinkan ku.
"Entahlah. Ini benar atau tidak, aku harus memastikannya sendiri" jelas ku
"First, tapi ini membahayakan dirimu"
"Bagaimana jika dia melakukan hal buruk padamu ?" Tanya Beam."Tenang saja Beam, aku tidak akan kenapa-kenapa " ucapku.
"Aku ikut" ucap Beam.
Aku menolak.
"Tidak Beam. Ini lebih bahaya untukmu" ucap ku.Beam menggelengkan kepalanya.
"Setidaknya salah satu kita bisa membantu" ucap Beam.
"Ayo pakai mobilku saja" ajak Beam.
Aku ragu namun aku tak bisa berpikir lebih banyak dan ikut pada Beam.
"Beam. Jika sesuatu terjadi padaku, kamu harus segera menghubungi polisi" ucap ku.
"Kamu tidak meminta polisi ikut bersamamu ?" Tanya Beam.
Aku menggelengkan kepalaku.
"Tidak"
"Mau kuhubungi ?"
"Apa sebaiknya kita bersama polisi ? Ini lebih aman dibanding tidak ada siapapun ?" Tanya Beam.Aku terdiam lalu mengangguk.
"Emm.. Beam panggil polisi dan minta mereka ketempat kita" ucap ku.Beam mengangguk lalu menelepon polisi.
Sesampainya ditempat tujuan.
Beam dan aku tampak ragu."Benar ini alamatnya ? Rumah ini tampak mewah first" ucap Beam.
"Alamat yang dia berikan disini Beam" ucap ku.
"Ayo kita masuk"
"Tidak mau menunggu polisi datang saja ?" Tanya Beam.
"Kalau begitu, aku akan masuk . Kamu dimobil dan tunggu sampai polisi datang" ucap ku.
Beam mengangguk.
Aku kemudian berjalan dengan yakin masuk kedalam rumah mewah itu .
Aku membuka pintu rumah itu, tampak sepi dengan barang-barang yang di tutupi kain putih seolah rumah itu telah ditinggal bertahun-tahun, debu-debu yang lekat pada setiap dinding dan lantai itu membuat aku yakin bahwa rumah ini telah ditinggal oleh pemiliknya.
Aku melangkahkan kaki dengan yakin mencoba mencari seseorang yang memberi pesan singkat itu padaku.
"Aku disini. Sekarang kau bisa keluar dan tunjukan dirimu" ucapku berteriak berharap seseorang akan muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
In the End (Ja First)
FanfictionBagaimana jika Jatuh Cinta akan membuat terluka ? Ja dan First adalah Saudara tiri yang mulai mengembangkan perasaan mereka. Dengan perasaan yang dirahasiakan itu, suatu hari hubungan mereka terbongkar. Ibu dari First yang menyadari itu mulai menjau...