#37 - Tubuh yang salah

139 17 1
                                    

First berdiri ditempat yang amat gelap, tak tampak apapun dipandangannya, namun ia bisa merasakan suara-suara angin yang melewatinya.

"Hallo.. apa ada orang.?" Teriak first.

"Hallo... Tolong ! "

Tak ada yang menyaut teriakan first saat itu.

Didepannya ia melihat sebuah cahaya putih yang begitu terang.

Tanpa ragu first berjalan menuju cahaya putih itu yang didekati semakin besar lubang tersebut.

Dregg ..

First membuka matanya..
Ia menatap sekelilingnya, sesaat itu ia bangun dan bangkit setelah merasa tubuhnya sudah mulai nyaman.

Ia menatap dirinya sendiri dicermin, ia merasa asing menatap wajahnya sendiri.

"First, kamu sudah sadar ?" Suara wanita parubaya mengejutkanku, aku menoleh dan melihat dia adalah ibuku.

Ibu berlari tipis dan langsung memelukku.

"First, kamu... Kamu sudah sadar.. "
"Tuhan terima kasih, terima kasih sudah menolong anakku" ucap ibu berkali-kali sembari menatap dan menyentuh tubuhku .

"Ibu.." panggilku

"Iya.. ibu.. aku ibumu.." ucap ibu.
Ibu menatapku heran karena aku juga menatap ibu heran.

"Apa yang terjadi ? Kenapa kamu menatap ibu seperti ini ?" Tanya ibu.

"Ayoo kembali kekasurmu" ibu kembali membawa ku kearah kasur dan memintaku kembali duduk disana.

Ibu lalu menekan tombol diatas ranjangku lalu mengambil sakunya dan menelepon seseorang.

Sementara itu Ja yang tengah memimpin rapat itu berhenti ketika melihat panggilan dari ibu, ia tak melewati setiap panggilan dari orang terdekatnya.

"Hallo bu"

".."

Ja terdiam, wajahnya tampak bahagia.

"Baik Bu" ia menutup teleponnya.

"Rapat kita selesai disini" ucap Ja yang langsung berlari meninggalkan rapat.

Sementara itu Tak lama beberapa dokter muncul dari balik pintu.

"First, kamu sudah sadar ?" Tanya Chai.

"Siapa dia ? Kenapa dia bisa tahu nama first ?" Batinku.

"Tunggu" batinku.

"Apa yang terjadi sekarang ?"

"Dia memanggilku first, ibu juga dan tempat tidur ini ? Kenapa first ?"

"Apa kamu merasa sesuatu yang salah first ? Ada yang sakit?" Tanyanya lagi.

Aku menatap dokter itu.

"First, ayo katakan. Beritahu dokter apa yang kamu rasakan" ucap ibu.

"Aku.. aku baik-baik saja" jawabku terbata-bata.

Chai menyentuh tanganku memeriksa denyut nadiku.

"Semuanya normal, jika ada sesuatu yang kamu rasakan, tolong beritahu pada kami" ucap Chai.

"First baik-baik saja ?" Tanya ibu pada Chai.

Chai mengangguk.
"Iya Bu. First sudah sadar dan dia baik-baik saja" ucap Chai

Ibu tampak lega lalu kembali memelukku, sementara aku masih bingung dengan apa yang terjadi.

Setelah itu Chai dan beberapa dokter dan perawat keluar dari ruangan first, tampak Ja berlari menuju kamar first.

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang