#40 Bertemu lagi

129 17 2
                                        

First berdiri dan bersandar pada dinding lobby.

Ketika aku berjalan pergi, aku berhenti ketika melihat seseorang yang ada di pikiranku saat ini.

Hanya berjarak 5 meter, mereka berdiam bertatapan.

"Kemarin aku berpikir mungkin Rin yang berusaha membunuh first tapi kali ini apa mungkin kamu Ja dibalik semua ini ? Batinku

Ja menatapku lama hingga ia memutuskan melangkahkan kakinya sendiri.

"Sudah makan siang ? Mau makan ?" Tanyanya.

"Kamu tahu soal ini ?" Tanyaku.

Dia menatapku.
"Soal ?" Tanyanya.

"Soal yang dibicarakan ayah tadi, kamu tahu ayah memberikan setengah saham perusahaan ini untuk aku ?" Tanyaku.

"Kita bisa bicarakan ini nanti, aku sudah lapar, ayo makan" ucap Ja seolah mengalihkan pembicaraan.

"Aku tidak lapar, kau bisa makan sendiri" ucapku menolak dan berbalik pergi.
Dan tak ada ku dengar Ja menahanku untuk tetap bersama dan membiarkan ku pergi.

---

Aku duduk disalah satu cafe, sendiri dan hanya ditemani teh hangat dimejaku.

"First" seseorang memanggilku.

"Beam ?" Aku menoleh dan menyadari dia adalah Beam, teman aku dan first.

"Bagaimana kamu bisa ada disini ?" Tanyaku.

"Aku dari sebrang jalan, dan melihatmu"

"Kamu baik-baik saja ? Tanya Beam.

Aku mengangguk.

"Maaf, aku tidak menjengukmu ada pekerjaan yang harus ku kerjakan " ucap Beam.

"Kamu tahu aku kecelakaan ?" Tanya first.

"Tentu saja, ibumu menceritakannya padaku" ucap Beam.

Aku kembali mengangguk.

"Tidak apa. Aku juga baik-baik saja tapi tidak dengan fiat" ucapku.

Beam memegang tanganku.
"Fiat pasti bisa melewatinya dan pasti dia akan segera sadar" ucap Beam.

Aku kembali mengangguk.

"Aku dengar kecelakaan ini bukan murni sebuah kecelakaan ?" Tanya Beam.

Aku menatap Beam.
Kemudian aku kembali mengangguk kecil.

"Emm"
"Polisi mengatakan bahwa ada yang mencoba mencelakai kami" jelas ku.

"Apa ada seseorang yang kamu curigai ?" Tanya Beam.

Aku menggelengkan kepalaku.
"Tidak ada"

"Tenang saja first, cepat atau lambat semuanya akan terbongkar " ucap Beam.

Aku tersenyum kecil.

"Tapi kenapa kamu sendiri ? Tidak dengan Ja ?" Tanya Beam.

Aku menatap Beam, tiba-tiba aku terpikirkan bagaimana jika aku memberi tahu Beam soal semua yang ku lalui, apakah dia akan percaya atau menganggap ku orang gila ?

Aku kemudian mengalihkan pandanganku.

"First" panggilnya lagi.

Aku tak menoleh.

"First" ia menguncangku dan membuatku menoleh kearahnya.

"Hmm ?"

"Apa yang kau pikirkan ?" Tanyanya.

"Tidak apa-apa " jawabku lalu tersenyum pada Beam.

---

Sesampainya dirumah, Ja telah menungguku, ia memperhatikan lalu mengajukan pertanyaan

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang