#26 - Aku tidak sakit.

155 24 5
                                    

"Oh ya Ja. Kemarin apa yang ingin kamu bicarakan ?" Tanya ayah menatap kearah Ja.

Ja yang fokus dengan first karena khawatir dengan wajah first itu terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba sang ayah.

"Huh ? Apa ayah ?"
"Pertanyaan apa ?" Tanya Ja bingung.

"Kemarin sebelum ayah dari kin datang."

"Kamu dan first, ada apa ?" Tanya ayah.

Seketika ruangan menjadi amat hening, ibu mulai menatap first bergantian. Sementara Ja dan first saling menatap satu sama lain, first menggelengkan kepalanya pelan amat pelan, memberikan isyarat untuk Ja tak mengatakan apapun soal hubungan mereka.

"Oh... Itu... Ja dan First..."

First menatap Ja.

"Phii.. tolong... Jangan sekarang..jangan..." Batin first.

"Ja .. dan First memutuskan untuk mengurus bisnis ayah" ucap Ja.

Ayah menatap Ja kaget.
"Kamu serius ? Kamu dan first mau melanjutkan bisnis ayah?" Tanya ayah lagi.

First menatap Ja, ia juga tampak terkejut dengan ucapan Ja. Entah itu hanya alasan atau benar.

"Iya yah.. aku dan first memutuskan untuk membantu ayah diperusahaan" ucap Ja.

Ayah tersenyum lalu menatap istrinya yang terdiam menatap first lalu memalingkan wajahnya kearah ayah lalu tersenyum tipis.

"Terima kasih nak" ucap ayah sembari menatap first dan Ja bergantian.

****

Didalam mobil Ja dan first hanya diam, tak mengatakan apapun sepanjang perjalanan mereka hanya fokus pada pikiran mereka sendiri.

"First" panggil Ja.

First menoleh menatap Ja yang memangilnya.

"Aku minta maaf karena membawamu tentang perusahaan ayah" ucap Ja

First tersenyum tipis.
"Tidak apa phi, aku bisa membantu mu sebisa mungkin diperusahaan ayah" ucap first

Ja tersenyum.
"Apa terjadi sesuatu ? Wajahmu tampak tak baik-baik saja ?" Tanya Ja.

"Tidak apa-apa phi.. aku mungkin masih lelah karena pesta kemarin" ucap first.

Ja mengangguk tak lagi bertanya pada first hingga berhenti dikampus.

Mereka kemudian berpisah, first pamit langsung menuju kelasnya sedangkan Ja menemui teman-temannya yang berada dikantin.

"Apa yang terjadi bro ? Kenapa wajahmu tampak tak seceria biasanya ?"tanya king.

Ja duduk disamping Leon.
"Tidak ada. Hah.." jawabnya dengan helaan nafas terakhir.

"Baik-baik saja, tapi kenapa kau menghela nafas dengan berat seperti itu ?" Tanya Leon.

"Aku hanya pusing mengurus ujian akhir" ucap Ja.
Walau bukan hal itu yang membuatnya tampak tertekan tapi ia berusaha mencari alasan yang sesuai dengan keadaannya saat ini.

"Benar. Tanpa Chai disini kita benar-benar susah" ucap Leon.

"Jangan lupa Leon, diantara kita semua hanya Chai dan Ja yang pintar" ucap king .

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang