#27 Gadis dari Masalalu

133 21 5
                                    

Malam dimana ulang tahun ayah, Ja dan Ayah menghentikan mobilnya disuatu rumah mewah, rumah itu milih teman ayah yang hadir saat itu.

Ja membawa sebuah hadiah dari mobilnya.

"Hai big, selamat datang" sapanya.

"Hai !!" Ayah membalas sapaan itu sembari menaiki anak tangga, rumahnya cukup besar, sehingga untuk mencapai terasnya perlu menaiki beberapa anak tangga.

"Kamu tidak perlu repot-repot datang big, jika ingin kamu bisa datang besok" ucapnya.

"Aku sudah tidak sabar melihat cucu yang kamu banggakan sedari tadi diacaraku" ucap ayah.

"Haha.. ayo kemari! Akan ku perlihatkan cucuku yang baru lahir" ucapnya lalu membawa ayah menuju kamar.

Ja berjalan mengikuti mereka sembari membawa hadiah yang cukup besar ditangannya.

"Kun, lihat siapa yang datang" ucap teman ayah.

Pria yang dipanggil Kun menoleh, ia menatap Ja dan ayah.

"Swadii" sapanya meski ia bingung.

"Dia paman big dan dia Ja" ucap ayahnya.

Pria itu langsung ingat dan menatap kami.

"Paman big dan Ja ? Hallo.. sudah lama tidak melihat kalian" sapanya.

"Hallo Kun, bagaimana kabarmu ? Kamu sangat gagah " ucap ayah sembari menepuk pundak Kun pelan.

"Baik paman" jawabnya. Kun menatap Ja, lalu mendekati Ja.

"Hai Ja.. apa kabar ?" Tanyanya.

Ja tersenyum.
"Baik." Ucap Ja lalu ia menyerahkan hadiah itu.

"Ada hadiah untuk anakmu. Selamat atas kelahiran putra pertamamu" ucap Ja.

"Terima kasih. Bagaimana dengan dirimu ? Sudah menikah ?" Tanya kun.

Ja mengenggeleng kepalanya.
"Belum" ucapnya

"Ah.. tidak perlu buru-buru. Tapi pacar sudah ada kan ?" Tanya kun.

Ja hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan terakhir Kun.

"Lihat sini, cucuku" ucap ayah Kun.

Ayah Ja lalu mendekati box bayi itu.

"Ayo ja , lihat anakku" ucap Kun.

Ja mendekati box bayi itu bersama sang ayah.

"Lucunya ... Dia tampan seperti ayahnya" ucap ayah.

"Dia wanita big" ucap ayah Kun.

"Oh.. Hahaha" ayah tertawa dengan canggung, tapi itu membuat hal konyol diantara kami.

"Oh maaf, aku tak bisa membedakan bayi pria dan wanita" ucap ayah.

Ayah Ja dan Ayah Kun berbincang diruang tamu, sedangkan Ja memilih duduk diluar bersama Kun.

"Sedang sibuk apa Ja ?" Tanya kun.

"Sedang sibuk skripsi" ucap Ja.
"Kamu ?" Tanya Ja.

"Sama, dan aku juga sibuk mengurusi bisnis ayah" ucap Kun.

"Oh, kamu memimpin perusahaan ayahmu ?" Tanya Ja.

"Em.."
"Harusnya Rin, kamu ingat dia ?" Tanya kun sembari menatap Ja.

"Adikmu ?" Tanya Ja.

Kun mengangguk.

"Lalu kemana dia ?" Tanya Ja.

"Dia keluar negeri, dia bilang dia ingin menghabiskan waktu mudanya untuk bersenang-senang." Ucap kun.

"Tapi jika ku katakan bahwa aku bertemu denganmu ,mungkin dia akan kembali secepatnya"

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang