#41 Siapa Kamu ?

87 18 3
                                    

First melihat ponselnya yang sedari tadi berdering, itu adalah panggilan dari Ja yang sengaja ia abaikan.

First fokus memarkirkan mobilnya.

"Aku harus bertemu lagi dengan pria bernama kai. Aku pikir dia tahu sesuatu" ucap first dengan tergesa-gesa dan ponsel yang terus bergetar first beranjak menuju kantor polisi.

First menaiki anak tangga menuju kantor polisi dan terkejut melihat Ja dan Chai yang ada dihadapannya.

" apa yang kau lakukan disini ?" Tanya ja

"First, jawab aku" bentak Ja.

"First, apa benar kamu datang kemari untuk bertemu Kai ?" Tanya Chai.

"Benar. Aku kemari untuk bertemu dengannya"

"Kemarin juga ?" Tanya ja.

"Benar." Ucap ku

"First, aku sudah bilangkan. Pria itu jahat. Kamu tidak takut dia akan menyakitimu ?" Tanya ja.

"Dia didalam. Bagaimana bisa dia menyakitiku ?" Tanya ku

"Lagian ada tembok besar yang menghalangi kami. Dia tidak akan bisa menyakiti ku disana" ucap ku

"Kamu sama sekali tidak takut bertemu dengannya ? Kamu lupa atas apa yang dia lakukan kepadamu ?"

"Kamu lupa luka yang ada bekas di tubuhmu karena siapa ?" Tanya ja.

"Lebih baik kita bicara ditempat lain, tidak enak dilihat banyak orang disini" ucap Chai yang mencoba menenangkan Ja.

Ja segera menarik first menjauh dari kantor polisi.

"Lepaskan ! Kau menyakitiku" teriakku sembari menghempaskan tangan Ja dengan sekuat tenaga.

Lalu aku memegang tanganku sendiri yang memerah karena genggaman Ja.

"Kamu kemari dengan apa ?" Tanya ja.

"Ya mobil.. dengan apa lagi" jawabku ketus.

"Taxi ?" Tanya ja.

"Mobilku sendiri." Jawabku sembari mengeluarkan kunci mobilnya dan menekan remote kuncinya.

Bip bip.

Mobil itu tepat disamping Ja.

"Kau mengendarainya sendiri ?" Tanya ja.

"Menurutmu ? Tidak mungkin kan aku mendorongnya" ucapku yang sangat kesal dengan pertanyaan aneh Ja.

"Sejak kapan kamu bisa membawa mobil ?" Tanya ja.

"Sejak kapan ? Pertanyaan seperti apa itu ! Heh" ucap ku.

"Aku mengenalmu bukan hanya setahun first. Kau tidak bisa mengendarai mobil" ucap Ja.

Aku menoleh kearah Ja, mata kami bertemu.

"First tidak bisa membawa mobil ?" Batinku.

"Itu kenapa first tak punya SIM "
"Bagaimana bisa aku seceroboh ini Fiat" batinku

"First, apa yang kau sembunyikan dari aku ?" Tanya ja

"Tidak ada."
"Aku baru-baru ini belajar" ucap ku.

"Dan ternyata tak sesusah itu membawa mobil" jawabku mencari alasan yang masuk akal.

"First, lihat mataku. Kamu sedang tidak berbohong kan ?" Tanya ja yang melihat aku sama sekali mengalihkan kontak mata padanya.

"First "

"Cukup ! Ini bukan saatnya kita bicara soal ini" Chai mencoba melerai pembahasan kami.

"First, kamu tahu kan meskipun didalam sangat aman buat kamu, tapi itu tidak menjamin diluar sana" ucap Chai dengan lembut.

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang