#14 Tidak ada yang bisa kau percaya selain dirimu sendiri

501 62 6
                                        

first terbangun dan menatap dirinya masih berada di ranjang yang sama dengan Ja, ia menatap Ja yang masih tidur.

Tampak dari wajahnya first begitu bahagia yang akhirnya cintanya telah berbalas.

First perlahan mengangkat tangannya dan membelai wajah Ja. Namun gerakan itu membangunkan Ja, Ja yang membuka matanya perlahan terkejut dan langsung bangkit dari tidurnya.

First yang juga ikut terkejut langsung bangun dan menatap Ja.

"Phi.. ada apa ?" Tanya first.

"Apa..yang ku lakukan ?" Ucap Ja.

First yang bingung dengan pertanyaan Ja kemudian bertanya lagi.

"Maksud phi ?" Tanya first.

"Apa... Kita melakukannya ?" Tanya Ja.

First menatap Ja.
"Phi lupa ?" Tanya first.

Ja diam seakan ia mencoba mengingatnya kembali.

"Phi .."

"Maaf first" ucap Ja.

First terdiam, ini bukan kata yang diharapkan akan keluar dari mulut Ja.

"Kenapa phi minta maaf ?" Tanya First.

"Tolong jangan katakan dirimu melakukannya karena mabuk" batin first.

Ja menatap first.

"Kumohon" batin first.

"Apa aku melakukannya dengan kasar ?" Tanya Ja.

"Aku benar-benar tidak ingat apakah aku melakukannya dengan kasar atau tidak ? Apa aku menyakitimu ?" Tanya Ja.

First tercengang, tampak yang ia pikirkan berbeda jauh dengan apa yang keluar dari mulut Ja.

Ja mengenggam tangan first.

"Apa kamu terluka ?" Tanya Ja lagi.

First tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"Aku baik-baik saja phi" ucap first.

"Aku sangat takut jika melukaimu" ucap Ja.

Ia lalu membelai pelan rambut first lalu tersenyum.

"Aku akhirnya lega karena aku bisa mengungkapkan seluruh isi hatiku padamu" ucap Ja.

"Terima kasih phi, karena sudah membalas perasaanku" ucap first.

"Maaf karena aku telat menyadari semua ini " ucap Ja.

"Aku tidak terlambat bukan ?" Tanya Ja.

First mengangguk.

Ja mengambil tangan first lalu mengenggamnya.

"Aku berjanji tidak akan melepaskan tangan ini apapun yang akan terjadi" ucap Ja.

First tersenyum dan membalas genggaman tangan ja dengan tangan kirinya.

---

Sesampainya di kampus Ja dan first berjalan menyusuri lorong kampus.

Ja mencoba memegang jemari first, first yang terkejut sedikit mendorong tangannya sendiri.

"Phi apa yang kamu lakukan ?" Tanya first.

"Kenapa ? Aku mau menggenggam tanganmu ? Ada yang salah ?" Tanya Ja.

"Tapi ini didepan orang phi, apa phi tidak khawatir dengan apa yang akan mereka katakan ?" Tanya first.

"Aku tidak peduli dengan yang mereka katakan"

"Karena yang melalui semua ini adalah kamu dan aku bukan mereka" ucap ja.

"Jadi kamu tidak mau menggenggam masa depanmu ?" Ucap ja sembari menyerahkan telapak tangannya.

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang