#10 Rasa ini tidak salah

425 64 7
                                    

Ja duduk didalam mobilnya dalam waktu yang lama, bahkan ketika parkiran kampus hanya menyisakan mobilnya.

"Kau menyukainya Ja."

"Tidak ada yang salah. Kamu tidak hanya mau mengakuinya. Karena kamu takut dan kamu belum pernah merasakan perasaan ini untuk pria" ucap Chai.

Ucapan dari Chai selalu muncul dalam benak Ja membuatnya tak Konsen dan lebih sering melamun.
Ia bahkan bimbang dengan perasaannya sendiri.

Apakah ini rasa suka atau hanya sekedar rasa takut kehilangan.

Ja menyadari bahwa selama ini ia dan first begitu dekat.

"Ya.. aku hanya takut kehilangan dia sebagai saudara tidak lebih" ucap Ja berkali kali.

"Bukan lainnya. Hanya itu" ucap Ja meyakinkan dirinya sendiri.

Ia lalu menghidupkan mesin mobilnya dan pergi.
Sesampainya dirumah ia melihat first yang menuruni anak tangga.

"Loh phi sudah pulang ?" Tanya first.

"Bukannya tadi phi bilang ada kelas tambahan lagi ?" Tanya first.

"Oh itu... Tidak jadi mendadak dosennya sedang ada urusan" ucap Ja yang sebenarnya ia tak memiliki kelas tambahan lagi.

"Oh.. kalau begitu Phi bisa pergi mandi, aku akan menyiapkan makan malam untuk kita" ucap first.

First lalu berjalan menuju dapur.

Ja pun berjalan menuju kamarnya.
Setelah membersihkan tubuhnya Ja menuruni anak tangga dan berjalan menuju meja makan.

"Duduk dulu phi"

Ja duduk dan menatap first yang sibuk meletakkan makanan dimeja.

Tak lama first duduk dihadapan Ja dan menatapnya.

"Kenapa phi ?" Tanya first saat melihat Ja menatapnya sedari tadi.

"Tidak." Ucapnya

"Kalau begitu ayo kita makan phi" ucap first lalu mengambilkan nasi serta lauk untuk Ja.

"Apa aku benar-benar memiliki perasaan pada first ? Tapi.. bagaimana mungkin" Ja menghela nafas disela makan malam mereka.

"Phi sedang ada masalah ?" Tanya first ketika mendengar Hela nafas Ja di tengah makan mereka.

"Tidak." Ucap Ja.
"First, besok kamu pergi dengan aku kan ?" Tanya Ja.

"Tidak phi, aku pergi dengan kai" ucap first.

"Dia lagi ? Apa kamu punya hubungan sama dia ?" Tanya Ja.

First menggeleng.
"Tidak phi, karena kami punya tujuan yang sama jadi dia bisa mengantarku"

"Kenapa harus dia? Biasanya kamu akan pergi dengan aku kan ?" Tanya Ja.

"Phi mungkin akan tak nyaman jika pergi dengan ku terus menerus" ucap first.

Suasana menjadi hening.
Ja menatap first yang kini hanya menunduk.

"Siapa yang bilang aku tidak nyaman denganmu ?" Tanya Ja.

"Aku tidak pernah bilang dan aku juga..."

"Aku baik-baik saja berada di dekatmu"

First menatap Ja.
"Kau yakin phi ?"

Ja mengangguk.

First bangkit dengan perlahan lalu ia berjalan mendekati Ja dan perlahan mendekati wajahnya pada wajah Ja.

Dengan jarak yang sangat dekat, membuat Ja sedikit mendorong tubuhnya sendiri.

"Apa dirimu masih nyaman ?" Tanya first.

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang