Aku menatap Ja, sementara Ja yang bingung dengan tatapan ku melangkah satu langkah.
"Berhenti disana" pintaku
Ja langsung menghentikan langkahnya dan menatapku bingung.
"Ada yang salah first ?" Tanya Ja
Aku hanya diam mencoba mencerna apa yang terjadi saat ini.
"First" panggilnya sembari melangkah pelan.
"Ku bilang berhenti" ucapku dengan tegas.
Ja menatapku heran.
"Baiklah"
"Aku tidak akan menganggumu" ucap Ja ia lalu mundur."Istirahat lah" dia menoleh ke kasur.
"Aku pergi kerja dulu" ucapnya
"Jika suasana hatimu sudah membaik, aku ingin membicarakan banyak hal padamu" ucap Ja lalu tersenyum.
Aku menatapnya, tak membalas senyumannya.
Ja lalu berbalik pergi dan hilang dibalik pintu itu.
Aku frustasi.
Aku kembali menatap ponsel milik first.Foto miliknya dan ja yang terpampang menjadi wallpaper itu tampak bahagia.
"Jadi, Ja .. jadi Ja yang dia suka ?" Ucapku lagi seakan aku tak percaya dengan apa yang ku lihat.
Aku menghela nafas.
"Jadi wanita itu, wanita yang kutemui disamping adalah isti dari Ja" ucapku."Sekarang bagaimana aku harus bersikap ?"
"Oke
Sekarang aku harus fokus dengan orang yang berusaha menyakiti first. Masalah lain abaikan saja" ucapku.---
Malamnya kami berada dimeja makan, menyantap masakan ibu.
"Bagaimana first ? Kamu pasti merindukan masakan rumah kan ?" Tanya ibu.
Aku menoleh keibu lalu tersenyum tipis.
"Tidak biasanya kamu tidak memuji masakan ibu ?" Tanya ayah.
Aku menatap pria disampingku.
"Yah .. enak" singkatku.
Semua saling menatap, aku menyadari bahwa mereka akan merasa aneh dengan sikapku.
"Aku sudah kenyang, aku kekamar dulu" pamitku meninggalkan suasana Canggung itu.
Ketika aku berada dikamar aku kemudian mencari alamat biksu yang dibicarakan ibu ibu dirumah sakit.
Aku tak menemukan alamat itu dipencarian.
"Hah.. dimana alamat biksu yang terkenal itu ?"
Tuk tuk tuk.
"Iya masuk" ucapku.
Srtt..
Ja muncul dari balik pintu.
"Bisa kita bicara sebentar ?" Tanya Ja.
"Iya"
Aku duduk di ujung kasur dan Ja duduk disampingku.
Untuk sesaat suasana begitu hening,sangat hening sehingga hanya terdengar suara jam.
"Kamu masih marah padaku ?" Tanya Ja.
"Tentu saja, bagaimana first tidak marah pada dirimu yang memilih menikah dengan wanita lain" batinku.
"Aku minta maaf, jika aku membuatmu kesal" ucap Ja
"Aku sangat bersyukur melihatmu duduk disampingku" ucap ja
"First" Ja menoleh ke arahku dan membuatku menatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
In the End (Ja First)
FanfictionBagaimana jika Jatuh Cinta akan membuat terluka ? Ja dan First adalah Saudara tiri yang mulai mengembangkan perasaan mereka. Dengan perasaan yang dirahasiakan itu, suatu hari hubungan mereka terbongkar. Ibu dari First yang menyadari itu mulai menjau...