#38 Saudara tiri

123 17 1
                                    

5 tahun lalu..
Hari itu di Jerman,
Fiat duduk di kursi taman, dan membawa buku, menikmati suasana yang begitu tenang dan nyaman.

Disampingnya terdapat 2 ponsel.
Fiat menatap ponsel lainnya, ia menerima banyak pesan dari first, namun tak satupun yang ia balas dari pesan first.

Dari bagaimana first menceritakan bahwa ia bertemu dengan ayah barunya, lalu bagaimana Ja bersikap padanya dan bagian dimana ia jatuh hati pada kakak tingkat disekolahnya.setiap tahunnya First tidak pernah absen mengucapkan ulang tahun padanya.

Fiat membaca dan mengetahuinya.
Ada alasan yang membuat fiat tetap diam dan menjadi pembaca setia cerita suadara kembarnya.

----

POV Fiat

Kami duduk di sofa, melihat pria didepan ku yang sibuk berbicara. Entah apa yang mereka bahas.

"Diantara mereka siapa ?"
"Siapa yang first sukai ?" Batinku.
Aku menatap satu persatu pria didepanku.

King dan Leon bersikap aneh.
"Tidak, tidak mungkin mereka berdua."
"First tidak mungkin jatuh cinta pada kedua pria aneh itu" batinku ketika mereka mencoba memasukan kacang dengan melemparnya tinggi diatas.

Aku lalu mengalihkan pandanganku kearah seng, pria yang tepat duduk dihadapanku, menatap kedua pria disampingnya lalu tertawa.

"Apa dia ?" Tanyaku sendiri.

"Hei" ucap seng.

Seluruh mata langsung tertuju padanya, wajahnya tampak serius, kami tampak panik.

"Aku ingat kentut" ucapnya dengan wajah polosnya.

Plakk..
King yang tepat duduk disampingnya tak segan langsung melemparkan pukulan di belakang kepala seng.

"Diam saja kau ! Membuatku tidak nafsu makan saja" ucap king.

"Tentu saja bukan pria itu" aku menggelengkan kepalaku sendiri.

"Kalau bukan mereka itu berarti .." aku menoleh kearah Chai , ia tampak misterius dan tentunya memiliki sikap yang sopan, senyumnya bisa menggambarkan bahwa dirinya pria yang dewasa tak seperti teman lainnya.

"Dia yang first sukai ?dan juga Yang menyakitinya ?" Batinku.

Ja menoleh ke arahku menatapku lalu mengalihkan pandangannya kearah Chai, ia tahu aku tengah menatapnya.

Tiba-tiba mata kami bertemu, Chai menatapku, aku langsung membuang pandanganku kearah lain, aku menjadi salah tingkah dan mengaruk daun telingaku yang tak gatal sama sekali.

----

"Jadi kapan aku bisa pulang ?" Tanyaku setelah chai memeriksa keadaanku kesekian kalinya.

"Besok kamu bisa pulang" ucap chai

"Besok ? Tidak bisa sekarang ? Aku bosan dengan lingkungan ini" ucapku.

Chai tersenyum.

"Kenapa tidak kamu nikmati suasana diluar ?" Tanya chai .

Setelah pemeriksaan aku mengikuti anjuran chai, aku berjalan menikmati suasana rumah sakit, sejujurnya rumah sakit bukan hal yang bisa dinikmati tapi setidaknya aku tidak terlalu bosan.

Aku menoleh kearah taman ditengah rumah sakit itu, lalu berjalan dan duduk di kursi kosong.

Aku menghirup dan melepaskannya.

"Aku tidak menyangka first, tempat pertama yang ku datangi adalah rumah sakit" ucapku.

"Kau harus bangun dan membantuku " ucap ku lagi sembari menatap awan biru di langit.

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang