#42 Masa Lalu yang tak ingin diulang

97 14 2
                                    

20 tahun lalu...

First dan Fiat saat itu bermain di dalam kamar, mereka tampak bahagia dengan mainan yang mereka mainkan.

Saat itu kami merasa hidup kami paling bahagia, keluarga kamu utuh, berkecukupan dan saling mencintai..

Sampai pada suatu hari..
Ketika kami berumur 10 tahun..
Ayah dan ibu mulai bertengkar hebat, aku melihat dan mendengar bagaimana ibu memaki ayahku, memukulnya dan berteriak padanya.

Sementara ayah hanya diam menunduk..
Tak membalas ataupun membela diri..

Saat itu aku berpikir mungkin bisnis ayahku hancur, kami mungkin akan jatuh miskin dan hidup kekurangan...

Namun ..
Ternyata bukan itu...

Lebih buruk...
Lebih buruk dari yang ku pikirkan..

2 Minggu setelah kejadian itu..
Ibu duduk dikursi tamu dengan ayah.

"Aku ingin cerai"
Kata-kata itu keluar dari mulut ibu.

Ayah menatap ibu terkejut, ia menggapai tangan ibu,namun ibu mendorong tangan ayah dan menjauh darinya.

"Sayang, jangan..aku mohon !! Jangan lakukan itu, pikirkan anak-anak kita" ucap ayah sembari memohon.

Ibu menahan tangisnya, matanya memerah,meskipun ia tak melihat ayah sama sekali saat itu.

"Harusnya kau pikirkan itu saat kau melakukannya. Kenapa kau tak pikirkan itu ? Kenapa harus aku ? Kenapa harus sekarang ?" Tanya ibu.

Ibu bangkit.
"Aku akan membawa first dan Fiat ! Mereka akan ikut denganku" ucap ibu

"Tidak.. tidak.. jangan bawa mereka. Aku mohon" ayah terus memohon pada ibu hingga ia berlutut.

"Aku mengaku salah. Aku mengaku bahwa aku tak seharusnya melakukan ini"

"Aku menyesal" ucap ayah

Namun kata-kata itu tak mengubah niat ibu yang tetap ingin berpisah dengan ayah.

Ibu kemudian membereskan barang-barangnya lalu kekamar kami.

Kami duduk di ujung kasur melihat ibu yang juga menatap kami.

Ibu tak mengatakan apapun ,ia kemudian mengemasi baju-baju kami.

"Ayo kita pergi"

"Kemana Bu ?" Tanya Fiat.

"Kita pergi dari rumah ini" ucap ibu yang berusaha tersenyum.

"Ayah ikut ?" Tanya first.

Ibu menggelengkan kepalanya.

"Hanya kita bertiga" ucap ibu.

Ibu lalu menarik kami keluar. Di ruang tamu kami melihat ayah yang duduk lemas, lalu bangkit saat melihat kami.

"Sayang, tolong jangan lakukan ini" ucap ayah yang mencoba mengubah pikiran ibu.

"Ayoo sayang" ibu menarik kami..

"Tunggu ! Bisakah saya ... Memeluk mereka sebentar saja" ucap ayah.

Ibu terdiam, ia tak melepaskan kami namun tak membuat kami berjalan. Ayah kemudian berlutut dan membuka lebar tangannya.

Kemudian kami berlari memeluk ayah. Tangis ayah pecah, ia memeluk erat kami berdua seolah tak ingin melepaskan kami.

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang