#7 Sebuah pernyataan tak terduga

473 72 9
                                    

King,Leon,Chai dan Ja tengah menyiapkan sebuah pernyataan yang akan dilakukan siang nanti.

"Ini terlalu miring" ucap Chai.

"Seperti ini?" Ucap Leon memperbaiki tulisan yang disebut Chai miring.

"Oke. Sudah pas" jawab Chai.

"Ja, bunganya sudah siap ?" Tanya king.

Ja melihat kearah jam.
"Bunganya masih dengan first, aku akan menghubunginya" ucap Ja.

Belum sempat Ja mengeluarkan ponselnya, first muncul dihadapan mereka.

"Ah.. kehadiranmu tepat waktu saudaraku" ucap Ja.

First mendekati Ja , sembari membawa buket mawar dan ia berikan pada Ja.

"Terima kasih saudaraku, pilihan bungamu sangat bagus" ucap Ja.

"Semoga pernyataanmu adalah hadiah ulang tahun terbaikmu" ucap king.

"Harus" jawab Ja dengan yakin.

Sementara First menatap Ja tanpa mengatakan apapun

----

First Melihat kearah lapangan,menjadi salah satu penonton yang menyaksikan pernyataan cinta Ja kepada Nai.

Namun tampaknya first tidak siap untuk melihat kejadian selanjutnya dan ia memilih mundur untuk pergi tanpa mengetahui apa yang akan terjadi nantinya.

"Phi Ja" panggil Nai.

"Iya ?"

"Maaf kan Nai."
"Nai tidak bisa menerima pernyataanmu saat ini" tolak Nai.

Sebuah jawaban yang tak diduga akan dikeluarkan oleh Nai.

"Kenapa ? Bukankah kita saling menyukai ?" Tanya Ja.

Nai melirik takut kearah sekitar.

"Tidak. Aku tidak pernah suka dengan phi."
"Maaf" Nai langsung pergi bahkan Ja saat itu belum sempat memberikan bunga itu untuk Nai.

Sebuah tolakan yang tak pernah diduga oleh semua orang khususnya Ja.

"Apa ini serius ?" Tanya king.

"Dia menolakmu Ja ?" Tanya Leon.

Pertanyaan itu semakin membuat Ja frustasi dan pergi dari lapangan itu.

----

Sementara First yang memilik pulang terlebih dahulu tengah menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri, karena ia yakin Ja telah makan bersama teman-temannya dan juga kekasih barunya.

Namun first mendengar mesin mobil di luar rumahnya dan tak lama Ja masuk membawa buket bunga mawar.

"Phi Ja.. kenapa pulang lebih awal ?" Tanya First.

"Apa ada yang terjadi?" Tanya first.

Ja menatap first lalu mendekatinya.

Ia lalu menyerahkan buket bunga itu pada first lagi. Tanpa banyak bertanya first menerima bunga itu.

"Untukmu" ucap Ja.

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang