31 || Kang Bucin

8.7K 628 43
                                    

Heh, akhirnya bisa update lagi. Sebenarnya tuh aku mau update bulan depan. Tapi ya udah lah, ini update lebih awal dari rencana sebelumnya.

Kuy sebelum baca, jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen.

Happy Reading

.
.


"Alena ...!" seru Dhea pertama kali saat membuka pintu kamar Alena. Gadis itu masih menggunakan seragam sekolahnya saat menjenguk sahabatnya.

"Gue kangen," cicit Dhea saat memeluk tubuh Alena erat. Maklum saja, sampai sekarang Alena belum bisa masuk sekolah.

"Aku juga kangen," balas Alena.

"Gimana kabar lo?" Dhea melepas pelukannya kemudian beralih menangkap wajah Alena.

"Alhamdulillah, baik."

"Lo kapan masuk sekolah? Gue bosen nggak ada temen," rengek Dhea sembari memanyunkan bibirnya.

"Nggak tau nanti, liat aja." Alena mengedikkan bahunya membuat Dhea seketika menghela napas panjang.

"Oh iya, gue bawain buah buat lo. Gue nggak tau mau bawa apa, makanya gue cuma bawa ginian." Dhea menggaruk tengkuk yang tidak gatal, ia menyerahkan kantong plastik berwarna hitam bersisi buah-buahan segar yang ia beli di jalan tadi saat hendak menjenguk Alena.

"Baik banget, makasih ya ...," ucap Alena yang dibalas anggukan oleh Dhea.

Kedua gadis itu langsung berbincang membicarakan hal konyol, terutama Dhea yang tidak henti-hentinya mengoceh sedari tadi. Maklum saja mereka tidak pernah bertemu beberapa hari belakangan.

Suara ponsel milik Alena berhasil membuat kedua gadis itu berhenti berbincang. Dhea sontak menoleh ke arah benda pipih milik Alena yang berada di atas meja.

"Ada yang nelpon, tuh!" tunjuk Dhea menggunakan dagunya.

"Bentar ya, aku angkat telpon dulu," izin Alena yang langsung diangguki oleh Dhea.

Tanpa berpindah tempat, Alena mengambil benda pipih yang sedari tadi berdering. Ia menggeser warna hijau hingga panggilan berhasil tersambung kemudian mendekatkannya di telinga kirinya.

"Hallo, ada apa?"

"Kamu lagi ngapain?" Suara Alta terdengar dari seberang sana membuat Alena seketika tersenyum.

"Lagi ngobrol aja sama Dhea. Pulang sekolah dia langsung ke sini," jawab Alena jujur. Sedangkan Dhea yang merasa namanya disebut langsung menoleh dengan sebelah alis terangkat.

"Siapa?" tanya Dhea menggunakan mimik wajahnya. Gadis itu memajukan wajahnya hendak mendengar perbincangan Alena dan seseorang melalui telpon. Namun, dengan cepat Alena mendorong wajah Dhea dengan kekehan kecilnya.

"Ohh ya udah kalo gitu. Aku ke rumah kamu nanti sore sekitar jam lima. Kalo sekarang aku mau tidur dulu, ngantuk soalnya!" ucap Alta, suara cowok itu memang terdengar berat.

"Istirahat aja biar nggak kecapekan."

"Iya, Sayang ... kalo gitu, aku tutup telponnya. I love you."

"Love you too."

Panggilan terputus secara sepihak, Alena meletakkan ponsel tadi di tempat semula. Gadis itu kemudian menoleh ke arah Dhea yang menatapnya penuh selidik.

"Itu tadi siapa? Pake acara love you too segala!" cerca Dhea ingin tahu.

"Bukan siapa-siapa," elak Alena.

Galaksi Altair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang