07 || Sedikit Rumor

11.7K 911 67
                                    

Masih ingat sama cerita ini nggak? Maaf ngaretnya kelamaan soalnya author agak sibuk akhir-akhir ini, tapi aku bakal usahain buat tetap update.

Masih ingat sama cerita ini nggak? Maaf ngaretnya kelamaan soalnya author agak sibuk akhir-akhir ini, tapi aku bakal usahain buat tetap update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima belas menit berlalu, satu persatu teman Alta mulai berdatangan ke halte tempatnya dan Alena berada. Ia melirik sekilas ke arah gadis itu yang masih menangis sesenggukan, sementara Satria belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Kalo, Satria kena tangkap, gimana?" Suara Yoga terdengar membuat Alta refleks menoleh, tapi berbeda dengan Alena yang semakin menangis.

"Hustt. Lo kalo ngomong liat tempat dong." Ardan menyenggol lengan Yoga memberi isyarat pada cowok itu agar tidak banyak bersuara.

Memilih mengabaikan perdebatan sahabatnya, Alta beralih pada Alena yang sedari tadi menunduk dengan punggung yang bergetar karena menangis. Jujur saja, Alta tidak tau cara membujuk perempuan untuk berhenti menangis. Ia hanya bisa menepuk pundak Alena pelan.

"Satria, nggak bakal kenapa-kenapa," ucap Alta, hingga detik setelahnya, ia membawa tubuh mungil Alena ke dalam pelukannya.

"Kalo Bang Satria beneran ditangkap gimana?" cicit Alena takut.

"Nggak bakalan. Gue kenal Satria udah lama, dia nggak bodoh kalo soal main petak umpet sama polisi."

Alta masih menenangkan Alena, hingga beberapa menit berlalu suara motor terdengar mendekat. Refleks Alena melepas pelukan Alta dari tubuhnya, gadis itu menoleh ke sumber suara dan langsung bangkit saat sebuah motor yang ia kenali terparkir di depan halte.

"Abang ...."

Satria yang baru saja turun dari atas motor sedikit terkejut ketika Alena memeluk tubuhnya erat dan menangis di sana.

"Kenapa?" Satria mengelus punggung Alena dan menangkup wajah gadis itu.

"Takut," cicit Alena.

"Lo ke mana aja?" Ardan membuka suara, cowok itu melepas jaket yang sedari tadi melekat di tubuhnya dan kini hanya menyisakan kaus hitam polos. Ardan juga mengeluarkan bungkus rokok dari saku celana yang ia kenakan.

"Biasa. Main petak umpet dulu sama polisi," jawab Satria, ia mengelus pelan rambut Alena.

"Gila, sih. Ada aja yang iri, pake acara ngelaporin ke polisi segala!" Yoga menggerus, cowok itu menyambar satu batang rokok milik Ardan kemudia  menyalakan dengan pemantik yang ada.

"Tapi, ada yang kena tangkap, nggak?" Alta mendekat ke arah Satria yang masih memeluk Alena.

"Kek nya ada, temennya si Dewa," jawab Satria.

Alta mengangguk paham, ia menoleh ke arah Ardan dan memberi isyarat pada cowok itu agar melempar bungkus rokoknya.

"Modal kek lu pada. Rokok aja masih minta sama gue," ketus Ardan tapi pada akhirnya ia tetap menyarahkan rokok miliknya pada Alta.

Galaksi Altair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang