46 || BBQ Party

4.8K 391 48
                                    


Part spesial, baca pelan-pelan karena di part ini ada kilasan balik dari cerita AZILA. Yang dulu pengen tau wasiat apa yang diberikan Gavin untuk Kenzo, jawabannya ada di sini.

Enjoy your time, and happy reading.
.


.

***

Suasana malam di villa kali ini sedikit berbeda, tepatnya di taman belakang di mana BBQ party diadakan.
Alena dan Azila bertugas memanggang daging. Kenzo yang bertugas menyalakan api unggun yang sedari tadi tidak ingin menyala. Sementara Yoga dan Ardan berebut cemilan.

"Woi. Bantuin gue setan, gue gibeng juga lo lama-lama!" Alta datang bersama Dhea membawa beberapa cemilan dan juga minuman.

"Ini siapa yang mau bantuin saya nyalain api unggun?" celetuk Kenzo karena sudah lelah mencoba menyalakan api unggun yang tak kunjung menyala.

"Satria aja, Om!" tunjuk Yoga pada Satria yang baru saja datang sembari memakan eskrim.

"Apaan?" Satria mengerutkan keningnya bingung tidak mengerti.

"Bantuin, Om Kenzo nyalain api unggun," suruh Ardan.

"Oke." Satria mengangguk, cowok itu memasukkan semua eskrim ke dalam mulutnya hingga penuh kemudian melangkah mendekati Kenzo yang terlihat kesulitan.

"Eskrim nya diabisin dulu, itu dingin," ucap Kenzo karena mulut Satria penuh dan itu malah membuat cowok itu terlihat menggemaskan.

Sementara Yoga dan Ardan masih melanjutkan acara rebut merebut cemilan. Tidak ada yang ingin mengalah membuat Alta hanya bisa menghela napas lelah.

"Bun, biar aku aja. Bunda istirahat sana."

"Nggak papa kok, Sayang. Bunda juga pengen ngobrol banyak sama Alena," ucap Azila sekilas melirik ke arah gadis di sampingnya.

"Awas kalo nanya nya macam-macam," tuding Alta sedikit was-was.

"Kamu ke sana aja bantu yang lain." Azila mendorong pundak putranya agar pergi dan bergabung dengan yang lain.

"Alta, bantuin apa?" tanya Alta.

"Bantuin gue sama Ardan, ngemil sini!" sahut Yoga yang ternyata mendengar pembicaraan Azila dan Alta barusan.

Alta berbalik menatap sinis ke arah kedua sahabatnya, tapi tetap saja cowok itu melangkah kemudian merebut cemilan yang berada di tangan Yoga.

"Oy setan. Cemilan gue!"  Yoga refleks melepas sendal yang ia kenakan kemudian melemparnya ke arah Alta yang dapat dihindari oleh cowok itu.

Namun, sedetik kemudian Yoga langsung mematung saat sendal itu malah mendarat pada kepapa Dhea.

"Aduuhh!"

"Heh, astagfirullah. Mati gue."

"Hayo loh, mati lo!" ejek Ardan.

Melihat hal itu, Satria lantas berjalan ke arah Dhea. Mengelus kepala gadis itu pelan.

"Sakit?" tanya Satria, ia melirik ke arah Yoga dengan sinis.

Dhea menggeleng pelan, kepalanya memang tidak sakit, hanya saja ia sedikit terkejut tadi.

"Ya udah, bentar." Satria berbalik dan berjalan ke arah Yoga yang cengegesan.

"Sumpah loh, gue nggak sengaja!" Yoga mengatupkan kedua tangannya memohon.

"Bunuh aja, Sat. Gue ikhlas!" teriak Alta yang terlihat tertawa puas di samping Kenzo.

"Udah, nggak usah berantem. Sini duduk." Azila memberi kode pada mereka semua untuk duduk pada tikar yang sudah disediakan.

Galaksi Altair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang