Selamat malam. Ketemu lagi sama author 😘
Part kali ini agak pendek, nggak sampai 2k kata soalnya imajinasi lagi nggak bagus. HeheSebelum baca, vote dulu, oke ? Yang belum follow akun author, silahkan difollow.
Happy Reading.
.
.
."Kak, pulang yuk!" ajak Alena saat sudah lelah bermain dan berlarian saling mengejar dengan Alta.
Alta melirik sekilas arloji hitam di pergelangan tangannya. Pukul setengah satu siang dan Alena belum makan.
"Ya udah, ayok." Alta mengangguk, ia langsung mengambil sepatu milik gadis itu yang sebelumnya sengaja Alena lepas.
"Biar aku aja yang bawa." Alena hendak mengambil kembali sepatunya, tapi Alta menolak.
"Nggak papa, biar aku yang bawain."
"Makasih."
Alta mengangguk, ia lantas menggenggam tangan Alena dan membawa gadis itu menuju mobilnya.
"Kita nyari musholla atau masjid dulu, Kak. Ini udah waktunya solat," beri tahu Alena yang kemudian mendapat anggukan dari Alta.
Alena langsung masuk ke dalam mobil saat Alta membuka pintu untuknya. Sementara cowok itu berjalan mengitari mobil kemudian duduk di kursi kemudi.
Alta mulai melajukan mobilnya meninggalkan area pantai, cowok itu kembali menyetel musik agar suasana tidak terlalu sepi.
"Selanjutnya mau main ke mana lagi?" tanya Alta setelah keheningan beberapa saat.
Alena menoleh sekilas. "Nggak tau, aku ngikut Kak Alta aja," jawabnya.
"Main ke hotel, boleh?" lontar Alta yang sontak membuatnya mendapat satu pukulan di lengannya yang dilakukan oleh Alena.
"Ish, Kak Alta mesum!"
"Becanda, ya Allah. Sumpah, cuma becanda doang!" Alta menahan tangan Alena yang akan memukulnya. Ia membawa tangan mungil itu ke dalam genggaman tangannya.
"Becanda ...," ulang Alta sekali lagi.
"Hmm." Alena hanya bergumam, ia memilih mengalihkan pandangannya pada jendela mobil memperhatikan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.
Sekitar sepuluh menit berlalu, Alta memarkirkan mobilnya di parkiran masjid. Ia lantas melepas seatbelt dan menoleh ke arah Alena karena gadis itu hanya diam tanpa berniat untuk turun.
"Ayok sholat," ajak Alta.
Alena menggeleng dengan cengiran khasnya. "Lagi halangan, Kak Alta aja yang sholat sana," jawabnya.
Kini Alta hanya mengangguk paham, urusan perempuan dan ia tidak boleh ikut campur.
"Kalo gitu, aku sholat dulu. Kamu tunggu di sini." Alta lantas turun dari mobil meninggalkan Alena di dalam sana. Namun, pandangan Alta seketika tertuju pada pedagang telur gulung yang berada di depan masjid, dan tanpa pikir panjang ia melangkah mendekati pedagang tersebut.
"Pak, telur gulungnya," ucap Alta.
"Mau berapa tusuk, Bang?"
"Satu tusuknya berapa?" Alta balik bertanya.
"Seribu lima ratus,"
"Sepuluh tusuk aja kalo gitu," ucap Alta.
Pria paruh baya itu lantas mulai membuat telur sesuai pesanan, tangannya terlihat begitu cekatan hingga sepuluh tusuk telur gulung sudah siap dalam waktu singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaksi Altair [END]
Teen FictionToxic area.⚠️ Komedi Romance Sequel Azila. Cerita bisa dibaca terpisah. "Gue nggak suka cewek." "Berarti, Kak Altair, gay?" Galaksi Altair M. Remaja yang bosan mengenal cinta bahkan sampai sebagian beranggapan kalau dirinya adalah penyuka sesama. N...