69 || Dijebak

3.9K 295 29
                                    

Hi, balik lagi. Selamat siang.
Happy Reading.
Jangan lupa sebelum baca, tekan tanda bintang dulu.

.
.

Tangan Alena terulur mengelus rambut hitam legam milik Alta saat cowok itu sudah berbaring dan berbantalkan pahanya. Senyum di bibir Alena seketika terbit saat melihat mata indah itu mulai terpejam.

Beberapa menit yang lalu, Alta memang sengaja datang ke rumah Alena. Ia menceritakan bisnis yang akan ia jalani nanti, dan uang tersebut ia tabung untuk menikahi Alena setelah gadis itu lulus sekolah.

"Ay ...," panggil Alta pelan, cowok itu terlihat membuka matanya dan menatap wajah Alena.

"Kenapa?"

"Kita nikah aja, yuk!" ajak Alta dengan wajah polosnya.

"Nikah?"

"Iya. Kita nikahnya sekarang."

Bukannya menjawab ucapan Alta barusan, Alena malah menatap cowok itu dengan tatapan bertanya.

"Lena, 'kan masih sekolah," cicit Alena akhirnya membuka suara.

Terlihat Alta menghembuskan napasnya pelan, ia mengubah posisinya menjadi telentang.

"Kalaupun kita jodoh, pasti bakal bersatu kok." Alena tersenyum, ia kembali mengelus kepala Alta membuat cowok itu memejamkan matanya.

"Nggak usah ngambek!" Alena gemas sendiri, ia menguyel pipi Alta membuat cowok itu mengaduh.

"Nggak ada yang ngambek." Alta melirik sekilas ke arah Alena, ia meraih boneka besar milik gadis itu yang kemudian ia gunakan sebagai bantalnya.

"Nanti malam, aku mau ikut Ayah ke acara rekan bisnisnya," beri tahu Alta.

"Pulangnya kapan?" tanya Alena.

Alta mengedikkan bahunya. "Nggak tau, tapi semoga aja cepet."

Alena mengangguk singkat, ia mengarahkan pandangannya pada Alta yang mulai terpejam sembari memeluk bonekanya.

"Kak," panggil Alena.

"Hmm?" gumam Alta pelan, sepertinya cowok itu mengantuk.

"Inget nggak, besok tanggal berapa?" tanya Alena. Perhatiannya kini sepenuhnya pada Alta. Cowok itu diam beberapa saat sebelum akhirnya membuka matanya.

Alta mengubah posisinya menjadi duduk dan kini berhadapan langsung dengan Alena.

"Besok tanggal lima belas, hari ulang tahun kamu yang ke enam belas."

Senyuman di bibir Alena seketika terbit saat itu juga.

"Kamu pikir aku bakal lupa?" Alta terkikik, ia menjawil hidung mancung Alena kemudian mengecup singkat pipi gadis itu.

"Ya siapa tau, Kak Alta nggak ingat," cicit Alena mengerjakan matanya polos. Dan hal itu semakin membuat Alta gemas sendiri, ingin rasanya ia menerkam gadis ini sekarang juga.

"Aku punya kejutan spesial buat kamu."

"Apaan?"

"Besok lah. Ulang tahun kamu besok, bukan sekarang."

"Ish." Alena memberenggut, tapi beberapa detik kemudian gadis itu meringis saat Alta menarik kedua pipi chubby nya.

"Udah ah. Aku ngantuk, nanti bangunin lagi." Alta kembali membaringkan tubuhnya di tempat semula kemudian memeluk boneka besar milik Alena.

Karena tidak ingin mengganggu waktu istirahat Alta, Alena memilih bangkit dari tempat tidur. Sebelum keluar kamar, ia lebih dulu menurunkan suhu AC agar tidur Alta lebih nyaman, ia kemudian melenggangkan kakinya keluar kamar.

Galaksi Altair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang