EXTRA CHAPTER I

9.2K 480 26
                                    

Hai, selamat malam. Sesuai permintaan kalian. Extra chapter nya aku publish.
Nggak usah marah-marah lagi, aku minta maaf. Hehe😁


Alta mendudukkan bokongnya pada kursi panjang yang berada di bawah pohon pinggir danau. Tatapannya lurus ke depan menatap air danau yang begitu tenang.

Jari tangan Alta saling bertaut, ia menunduk saat merasakan hembusan angin menerpa wajahnya.

"HAI!" Sebuah tepukan di pundaknya berhasil membuat Alta terperanjat, ia menoleh ke belakang dan menemukan seorang gadis yang akhir-akhir ini selalu menghampirinya saat ia datang ke danau ini.

"Kenapa lagi?" Gadis dengan gaun putih selutut itu mendudukkan bokongnya si samping Alta, menatap wajah cowok itu dengan senyuman yang terpancar dari wajahnya.

"Nggak papa." Alta menggeleng dan mencoba untuk tersenyum, walaupun ekspresinya malah tidak bisa berbohong.

"Yakin ...?" Gadis itu memajukan wajahnya membuat Alta menoleh hingga menyisakan jarak yang begitu dekat.

"Bohong, dosa loh," ucapnya diiringi dengan senyuman lebar.

"Kalaupun aku jawab jujur, kamu nggak bakal bisa---"

"Ya ya ya ... aku tau." Gadis itu menyela ucapan Alta sebelum cowok itu selesai berbicara.

"Kamu bahagia?" tanya Alta. Gadis itu sontak langsung mengangguk antusias.

"Lebih bahagia dari sebelumnya," jawab gadis itu penuh kegirangan membuat Alta menatap wajah gadis itu begitu intens.

"Kenapa?" Gadis itu menoleh saat merasa ditatap, ia menaikkan sebelah alisnya.

"Nggak papa." Alta menggeleng, cowok itu menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi.

"Ya sudahlah." Gadis itu mengangguk. "Kalau gitu, aku pulang duluan yaa ...," pamitnya.

"Pulang?" tanya Alta.

"Iya, aku harus pulang."

"Rumah kamu di mana?"

"Rumah aku jauh dari sini," jawabnya sembari mengangkat tangan kanannya ke udara.

"Boleh aku ikut?"

Gadis itu sontak menggeleng mendengar ucapan Alta. "Nggak boleh, belum saatnya kamu ke rumah aku."

"Kenapa?"

"Pokoknya nggak boleh." Gadis itu bangkit dari duduknya membuat Alta mendongak menatap ke arahnya.

"Aku pergi dulu. Kamu jaga diri baik-baik di sini!"

Alta menatap wajah gadis itu dengan tatapan polos, apa lagi saat tangan mungilnya terulur mengacak rambutnya.

"Jangan sedih lagi, nanti gantengnya hilang," ucapnya diiringi dengan kekehan kecil.

"Bye bye, ganteng ... aku pulang. Jangan sedih lagi!"

🥀🥀🥀

"Alena!"

Alta terbangun dari tidurnya karena mimpi itu lagi. Ia mendudukkan dirinya dan mencoba mengatur napas. Entah kenapa beberapa hari terakhir, mimpi yang sama selalu muncul membuat Alta bersedih.

Alena selalu mendatanginya melalui mimpi, dan wajah gadis itu benar-benar membuat Alta menangis.

"Apa karena kamu tau aku lagi kangen, makanya kamu selalu datang ke mimpi aku?" monolog Alta kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia menangis.

Setelah berita dua bulan yang lalu, semuanya seakan menghilang begitu saja. Alta kehilangan arah tanpa Alena.

Setelah lelah menangis, Alta bangkit dari duduknya kemudian melangkah menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu karena sudah masuk waktu solat magrib. Sore tadi, Alta kelelahan dan berakhir ia tertidur sampai memimpikan Alena.

Galaksi Altair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang