75 || Semakin Menjauh

3.6K 317 31
                                    



Sudah satu bulan berlalu, sementara hubungan antara Alta dan Alena semakin merenggang. Bahkan keduanya sudah tidak saling mengenal, lebih tepatnya Alena yang terus-menerus mencoba untuk menjauh.

Sudah banyak cara Alta gunakan agar bisa berdamai dengan Alena, tapi gadis itu tetap saja menolak. Malahan sekarang Alena lebih dekat Dengan Davin yang notabenenya adalah mantan kekasihnya.

Seperti sekarang, Alena turun keluar dari dalam mobil milik Davin setelah keduanya menghabiskan waktu bersama.

"Sampai ketemu nanti!" ucap Alena melambaikan tangannya yang dibalas senyuman oleh Davin.

"Ya udah, masuk sana. Ini udah malem," suruh Davin. "Besok mau dijemput sekolah atau, nggak?" tanyanya.

"Kayak biasa," jawab Alena.

"Oke, siiap!" Davin mengacungkan ibu jarinya tanda setuju. Dan setelahnya cowok itu kembali menyalakan mesin mobil.

"Hati-hati di jalan!" ucap Alena sebelumnya akhirnya mobil Davin melaju meninggalkan dirinya.

Setelah bayangan mobil Davin menghilang dari pandangannya, Alena berbalik memasuki gerbang rumah sembari bersiul ria.

"Habis dari mana?"

Karena jalan dengan posisi menunduk membuat Alena terperanjat hebat saat suara Satria tiba-tiba terdengar. Alena sontak mendongakkan kepalanya dan tersenyum lebar.

"Habis jalan," jawab Alena.

"Sama siapa?"

"Diiih, kepo." Alena mendelik, gadis itu berjalan melewati Satria yang berdiri di teras rumah sembari berkacak pinggang.

"Gue nanya serius, Alena Anastasya!" Satria berbalik menatap Alena geram.

"Sama Davin," jawab Alena singkat.

"Kalian balikan?"

Alena menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu rumah, ia berbalik kemudian menggeleng pelan.

"Nggak."

"Terus hubungan lo sama Altair, gimana?"

"Dia siapa?" tanya Alena pura-pura tidak kenal.

Satria menautkan alisnya menatap Alena bingung.

"Pacar lo," ucap Satria.

"Ohh." Alena mengangguk singkat. "Keknya bukan deh, soalnya beberapa bulan yang lalu cuma khilaf!" sambung Alena lantas berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya kakinya memasuki rumah meninggalkan Satria yang masih berdiri di teras rumah.

Satria menatap kepergian Alena dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia merasa Alena sekarang mulai berubah tidak seperti dulu.

Alena merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sembari menatap langit-langit kamarnya.

Lima menit berlalu, lamunan Alena buyar saat ponselnya terdengar membuatnya mendengus kesal.

Dengan tidak ikhlas, Alena meraih benda pipih itu dan melihat nomor yang tidak dikenal menelponnya. Walaupun begitu, Alena tahu siapa si penelpon.

Alena menekan ikon hijau hingga panggilan berhasil tersambung, ia lantas menempelkan ponsel tadi ke telinga kirinya.

"Alena ...." Suara itu langsung menyapa indera pendengaran Alena untuk pertama kalinya.

"Maaf, salah sambung!" ucap Alena acuh.

"Alena. Ini aku."

"Maaf, nggak kenal!" sewot Alena.

Galaksi Altair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang