71 || Hadiah Kecil

3.2K 292 8
                                    

Hi, balik lagi buat update.
Sebenarnya target end cerita ini di part 70, tapi ternyata salah karena konflik pertama munculnya telat
Tapi ya udah lah, semoga bisa ending sebelum part 80.

Sebelum baca, jangan lupa tekan tanda bintang dulu.

Happy Reading.
.
.



Vioni tersenyum smirk menatap layar ponselnya yang menunjukkan room chat-nya dengan salah satu kontak teman Alta.

Jangan tanyakan dari mana Vioni mendapatkan semua nomor itu, salahkan saja Alta sendiri kenapa cowok itu tidak mengunci hp-nya semalam.

"Lo bisa apa setelah ini, Altair ...?" Senyum di bibir Vioni semakin lebar. Puas rasanya bisa melihat cowok itu menderita.

"Ini pembalasan dari gue karena lo udah gagalin perjodohan itu," gumam Vioni tanpa sadar menggenggam erat ponselnya.

"Lo harus ngerasain apa yang gue rasain. Kalo gue nggak bisa sama gue, berarti orang lain juga nggak bakal bisa."

"Gue pastiin setelah ini hidup lo nggak bakal tenang, Altair."

***

Alta memarkirkan motornya di depan rumah milik Yoga. Setelah mendapat panggilan dari sahabatnya tadi, Alta langsung bergegas pergi.

Di saat yang bersamaan, motor Ardan juga datang memasuki halaman rumah. Alta menoleh ke belakang dan menemukan sahabatnya.

"Alta?" Ardan melepas helm full face-nya, mengarahkan pandangannya pada Alta dengan tatapan bertanya.

"Kebetulan lo ada di sini, gue mau nanya sama lo." Ardan turun dari motor kemudian menghampiri Alta.

"Gue jelasin di dalam aja. Sekalian sama Yoga juga," ucap Alta yang kemudian mendapat anggukan dari Ardan.

Kedua cowok itu berjalan menuju pintu utama, sekilas memencet bel dan mengucap salam. Hingga bebetapa saat kemudian pintu terbuka menampilkan seorang wanita dengan pakaian dasternya.

"Masuk aja, Den. Den Yoga ada di kamarnya," ucap wanita yang bekerja menjadi ART di rumah ini.

"Terima kasih, Bik." Ardan mengangguk kemudian menarik lengan Alta menuju lantai dua di mana kamar Yoga berada.

Ardan membuka pintu bercat putih itu dan menemukan Yoga tengah duduk di meja belajar sembari bermain ponsel.

Yoga yang menyadari kedatangan sahabatnya lantas menoleh dan menyimpan ponselnya di atas meja.

"Kebetulan kalian datang," ucap Yoga.

Ardan kembali menarik tangan Alta tanpa perlawanan, cowok itu kemudian mendudukkan bokongnya pada karpet yang berada di samping tempat tidur.

Kini Alta menatap kedua sahabatnya yang juga tengah menatapnya penuh intimidasi.

"Kenapa natapnya kek gitu?" tanya Alta merasa tidak nyaman.

Ardan langsung mengeluarkan ponsel miliknya kemudian menunjukkan salah satu foto yang dikirim seseorang beberapa jam yang lalu.

"Ini maksudnya gimana?" tanya Ardan.

Alta menatap foto tersebut dan kedua sahabatnya secara bergantian. Sementara Yoga dan Ardan terlihat menunggu jawaban.

"Lo ngapain anjir kek gini? Habis open bo lo?" tanya Ardan ambigu membuat Alta langsung menatapnya sinis.

"Enak aja lo!" maki Alta refleks mendaratkan satu pukulan pada pada Ardan membuat si empunya meringis.

"Gue dijebak. Ini semua gara-gara, Vioni!"

Galaksi Altair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang