58. Mama Rey Yang Ngebet

285 14 2
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Tiga hari setelah hari pemakaman ibunda Alvaro, hari ini sekolah mengadakan rapat pertemuan wali siswa untuk persiapan ujian kelulusan yang akan dia adakan sebulan lagi.

Pagi ini keluarga Wijaya tengah menyantap sarapan di meja makan dengan formasi yang lengkap. Tuan Wijaya yang super sibuk dan jarang pulang itu akhirnya terlihat. Bukan semata-mata ingin pulang, tetapi Dewa Wijaya sang donatur terbesar di SMA Rukun Sejahtera itu tentu saja di undang dengan hormat oleh kepala yayasan.

Ya, Dewa pulang hanya untuk menghadiri undangan.

Dengan begitu bukan berarti Dewa tak pernah pulang ke rumah ini, hanya saja ia 'jarang' sekali pulang ke rumah karena urusan bisnis yang ada di mana-mana.

"Sayang mau nambah lagi lauknya? " Tanya Ranti pada sang putra.

Rey menggeleng kecil, "Enggak Ma, udah. "

Rey akhir-akhir ini begitu murung, wajahnya selalu di tekuk, jarang mengoceh atau memuji ketampanannya sendiri tidak seperti biasanya. Ah, apa yang membuatnya galau seperti ini?

Ranti menghela napas, melirik sang suami yang juga tampak kebingungan dengan sikap putranya itu. Dewa tampak menyudahi makannya, berdeham. "Kamu kenapa sih Rey? Galau banget keliatannya. "

"Iya kaya lagi putus cinta aja. Lagian Mama juga gak pernah liat kamu segalau ini, kenapa? " Ranti ikut bertanya.

Sungguh aneh bagi kedua orang tua Rey melihat sang putra yang biasanya periang, dan cerewet itu kini begitu murung.

Lagi-lagi Rey menggeleng kecil, "Enggak ada apa-apa. "

"Bohong. Kamu pasti ada yang dipikirin kan? " Sela Ranti. Wanita itu menatap intens ke arah Rey. Menuntut jawaban yang sebenarnya.

Rey menghela napas panjang, ikut menyudahi acara makannya. Meneguk air minum sebelum meraih tasnya. "Enggak mamaku yang cantik!-Udah ayo Pa berangkat, keburu siang. " Katanya.

Terlihat Dewa mengerutkan keningnya heran, "Loh, kamu mau bareng sama Papa? " Terlihat Rey mengangguk, "Iya, Rey lagi males nyetir. " Jawabnya.

"Ya udah, kamu mobil duluan deh, Papa mau ngambil barang dulu ke atas. " Ucap Dewa yang hanya di angguki oleh Rey.

*

Rey hanya bersandar pada jok mobil tak begitu empuk itu, memejamkan matanya. Aneh memang jika melihat Rey seperti ini. Namun tanpa orang lain ketahui, perasaan Rey benar-benar sedang dilanda kekacauan. Semua berawal dari malam dimana Sinta pulang dari kediaman Alvaro.

Kala itu Rey benar-benar ingin mengacuhkannya, ingin tidak peduli dengan gadis itu. Namun sialnya ia langsung cemas saat mendengar Kesya yang mengatakan jika kini tengah marak perlakuan pedofil yang di lakukan oleh driver taksi. Yang lebih membuat nya panik, Keysa mengatakan bahwa salah satu korbannya adalah anak teman ibunya.

Tanpa pikir panjang ia pergi menyusul Sinta yang pulang dengan taksi itu. Membuntutinya diam-diam dan menjaga jarak.

Beruntung tak terjadi apa-apa, Sinta pulang dengan selamat dan baik-baik saja. Akan tetapi hati Rey yang tak baik-baik saja.

Tentu, saat ia melihat Raka di depan gerbang sana, menyambut kedatangan Sinta dengan rangkulan membuat Rey sakit. Terdengar lebay mungkin, seorang lelaki brengsek dengan mantan pacar puluhan itu tersakiti, tetapi itu benar-benar terjadi. Hatinya sakit.

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang