~•°•~
BONCAHP!!!
Follow ig:
@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_***
Pagi hari tiba, Rey telah siap dengan setelan seragam sekolah. Rambutnya tertata rapi. Kini ia tengah sibuk memandangi dirinya di pantulan cermin. Dengan percaya diri.
Sampai tanpa ada ketukan pintu, pintu kamar itu tiba-tiba terbuka, menampakkan seorang wanita yang menyembulkan kepalanya di sana. "Cakep banget dah, anak Mama. "
Rey menoleh, tersenyum angkuh. "Iya dong, siapa dulu? Rey! " Ucapnya dengan penuh percaya diri.
Ranti—Ibund Rey— terkekeh, menghampiri sang putra semata wayangnya. Mengelus pipi laki-laki itu sayang. "Pacarnya ada berapa sekarang? "
Ah, sepertinya sang Ibu sangat paham dengan putranya itu.
Raut wajah Rey berubah datar, berdecak kesal. "Apa sih Ma, kaya anaknya playboy aja. "
Oh, tidak sadar diri sekali anak ini.
Lagi-lagi Ranti terkekeh, memukul pelan kepala anak itu. Ia tampak gemas. "Ayo, ngaca lagi nak. " Ucapnya sarkas.
Rey berdecak, meraih jam tangan di atas nakas, lalu memakainya. "Rey udah tobat Ma, pensiun jadi playboy. Udah punya pawang. " Ujar Rey. "Siapa? Kenalin ke Mama dong, " Ranti tampak antusias.
"Semalem dia dateng ke rumah, Mama sih pulangnya kemalaman. "
Ranti terlihat menghela kecewa, melengkungkan bibirnya ke bawah. "Yah... Nanti ajakin kesini ya? Mama mau kenalan, kaya apa sih kok sampe anak Mama yang playboy dari lahir ini bisa tobat, " ucapnya sambil mencubit pipi putranya gemas.
Sedangkan yang di perlakukan berdecak kesal, "Iya Ma...! " Kesalnya. Ranti terkekeh.
"Udah, Rey berangkat dulu. Assalamualaikum. " Ucapnya. Lalu mengecup tangan ibundanya, kemudian beranjak pergi.
"Waalaikumsalam, hati-hati Rey!! "
*
Rey sampai di sekolah dengan tepat waktu, entah kenapa semenjak menjalin hubungan dengan Sinta, si wakil ketua OSIS, membuat Rey rajin datang tepat waktu.
Biasanya kan langganan hukuman pagi.
Ah, tapi syukurlah, anak itu mulai tertib.
Laki-laki itu turun dari motor ninja-nya, melepas helm full face yang menutupi wajah rupawannya. Seketika siswi-siswi SMA Rukun Sejahtera langsung terpesona melihatnya, berteriak tertahan, heboh. Baik, Rey memang ahlinya meluluhlantakkan kewarasan para gadis.
Ia tak menghiraukan, berjalan begitu saja, melewati siswi-siswi yang tengah heboh itu. Sampai langkahnya terhenti saat tiga gadis menghadang jalannya.
Tampak salah satu dari mereka menyodorkan sebatang cokelat dengan gugup. "K—kak, ini a—ada cokelat buat Kakak. " Ucapnya gugup.
Rey melirik cokelat itu sekilas, lalu kembali menatap gadis di hadapannya. "Sorry, gue gak suka cokelat. " Jawab Rey kemudian berlalu pergi begitu saja.
Tak mengacuhkan gadis-gadis itu yang tengah mendengus kesal.
Ini salah satu peristiwa bersejarah! Rey, menolak gadis?! Itu adalah fenomena!
Dia terus berjalan, menyusuri koridor yang ramai. Menuju kelasnya. Namun tanpa sengaja ia berpapasan dengan Sinta, kekasihnya.
Rey langsung melayangkan senyum merekah, "Halo pacarku!! " Ucapnya manja.
Sinta tak merespon, malah melotot tajam ke arahnya, memberikan kode melalui tatapan matanya.
Rey mengerenyit bingung, tak lama ia tersadar. Menggaruk tengkuknya sambil tersenyum kikuk, "Maaf sayang... " bisiknya pada Sinta.
Gadis itu langsung mendorong tubuh Rey agar menjauh, menatap kesal. Menggulirkan pandangan menelusuri koridor, "Nanti chat aja, jangan deket-deket. " Sinta ikut berbisik.
Rey pun mengacungkan ibu jarinya, "Oke. "
"Yaudah, sana ke kelas, nanti gak usah samperin aku. "
"Tapi pulang bareng, aku tungguin di halte depan, gak ada penolakan! " Rey lalu pergi begitu saja.
Meninggalkan Sinta yang kini mendengus kesal. Gadis itu kemudian ikut pergi, menuju ke kelasnya.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang tampaknya melihat interaksi keduanya.
***
Bel pulang berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Sinta baru saja keluar dari kelasnya, menunggu gedung itu sepi.
Ya, kalian ingat, Rey memintanya untuk pulang bersama. Dia bilang itu pernyataan mutlak, bukan pertanyaan yang bisa di bantah. Menyebalkan memang.
Kini Sinta berjalan menuju halte dekat sekolah, jaraknya tak jauh, tak terlalu melelahkan untuk berjalan kaki. Dapat dilihatnya Rey yang tengah duduk di sana, celingukan kesana-kemari.
Sinta terkekeh kecil tanpa alasan. Mungkin gemas melihat kelakuan kekasihnya itu.
"Hei, lama ya? " Tanya Sinta.
Rey menggelengkan kepalanya, "Enggak, "
Berdiri, berjalan menuju motornya. Ia menyodorkan helm bogo bewarna pink yang sengaja dia bawa, "Yuk, Mama udah nungguin. "
Sinta mengerenyit heran, "Mamanya siapa? "
Terdengar laki-laki itu menghela napas, "Mama aku lah, dia pengen ketemu kamu. "
Sontak Sinta membelak kaget, "Kok gak ngomong dulu sama aku?! Mendadak banget! "
"Gak papa, Mama aku baik kok, gak galak udah santai aja, " ujar Rey santai. "Dia pengen ketemu cewek yang udah bikin anaknya tobat, mungkin dia akan terkagum-kagum sama kamu, yuk! "
Sinta tampak frustasi, takut atau gugup. "Tapi Rey— "
"Udah, santai aja, Mama pasti suka kok sama kamu. " Rey terus berusaha menyakinkan Sinta.
Gadis itu menghela napas berat, menetralkan rasa gugupnya. Lalu meraih helm yang laki-laki itu berikan. Menaiki motor ninja milik Rey.
Tanpa diminta Sinta memeluk Rey, membuat yang di peluk senyum-senyum salah tingkah.
"Siap ya? " Tanya Rey.
Sinta hanya mengangguk.
Kemudian laki-laki itu langsung melajukan motornya, siap membelah kerumunan jalan raya.
***
Baik hati gak sih aku, ngasih bonchap lagi? Hehe...
*MENGPEDE!!!
Jangan lupa vote, komen teman-teman!!
~•°•~
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Ketemu Pawangnya!!!
Teen FictionBagaimana jika seorang playboyboy sekolah seperti Rey, berusaha mendekati seorang gadis dingin dan galak seperti Sinta. Berawal dari taruhan, membawa mereka berdua ke satu rasa yang tak terduga. Rasa cinta mulai tumbuh seiring dengan berjalannya wa...