~•°•~
Follow ig:@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_***
Dua orang tampak masuk kedalam ruangan rumah sakit, salah satu seorang gadis yang baru masuk itu tampak kesal, terlihat jelas dari raut wajahnya.
Ia melempar tasnya ke sembarang arah, mendesah kesal. "Papa pokoknya harus ngelakuin sesuatu! " Ucapnya dengan lantang. Tak menghiraukan wanita yang tampak berbaring dikasur rumah sakit, terlihat tengah memejamkan mata.
Pria yang dipanggil papa itu mendesis, "El, pelan-pelan Mama kamu lagi tidur. "
Elena tak menghiraukan perkataan sang ayah, malah berdecak kesal. Menatap Zidan tajam. "Papa harus ngelakuin sesuatu supaya Sinta gak berani macem-macem lagi! "
"Papa harus gimana lagi El, semuanya udah Papa lakuin. Ngancem Sinta, celakain temen-temen juga abangnya, Papa harus gimana lagi El? " Ucap Zidan frustasi.
Pria itu tak tahu lagi harus bagaimana untuk menuruti kemauan putri tirinya itu, semua sudah ia lakukan, bahkan sampai merelakan kedua anak kandungnya sendiri. Dan kini, Elena masih saja menuntutnya.
Gadis itu benar-benar terobsesi.
Elena berdecak kesal, mencengkram kepalanya erat. Ia tengah dikuasai amarah dan rasa kesal. "HARUSNYA PAPA BUAT JEFRI KEHILANGAN PEKERJAAN!! PECAT DIA! " Dia berteriak tanpa beban.
"Papa udah buang mereka dari dulu, terus sekarang apa? Anggap mereka bukan siapa-siapa, anak Papa sekarang cuma Elena! " Tegas Elena.
Benar-benar tak peduli dengan wanita yang tengah terlelap itu.
Zidan terkejut, ia menghela napas, "El, Papa mohon sama kamu, setidaknya biarin mereka hidup tanpa ada masalah ekonomi. Mereka juga anak Papa Elena, Papa gak mungkin tega ngelakuin itu. "
Mendengar keributan yang begitu mengganggu membuat Kinanti—wanita yang terlelap— terusik. Wajah wanita itu tampak pucat, bibir pucatnya itu tampak kering, Kinanti mendesis saat pusing serasa menghantam kepalanya.
Belum ada yang menyadari jika dirinya telah terbangun, ia senantiasa mendengar perdebatan antar ayah dan anak itu.
"Elena— "
"Papa liat sendiri kan tadi Mama Rey bilang apa? Keliatan kalo Sinta udah deket sama keluarga Rey, Elena gak mau kalo hubungan Sinta sama Rey balik. Aku gak akan rela itu terjadi, Rey cuma punya aku! " Ucap gadis itu seakan mutlak. Tak boleh di ganggu gugat.
Elena kemudian meraih ponsel sang ayah yang tergeletak di atas meja. "Sekarang Papa hubungi kantor itu, suruh mereka pecat Jefri! Sinta gak akan berkutik setelah itu. " Ia seraya menyodorkan ponsel itu.
Mendengar perkataan putrinya membuat Kinanti berdecak kesal, menggertakkan giginya. Ia meraih sebuah apel yang ada di nakas dekat tempatnya, melemparkannya kearah Elena yang memunggungi dirinya.
Bugh!
Tepat mengenai punggung gadis itu.
"Akh! " Elena merintih. Lalu menoleh ke arah sang ibu, menatapnya tak terima. "Mama apa-apaan sih?! "
"Kamu bener-bener gila Selena. Kamu berubah jadi perempuan jahat hanya karena obsesi gila kamu?! Gak waras! "
Kinanti tak tanggung-tanggung mengatai putri kandungnya sendiri. Ia terlanjur muak dengan sikap Elena. "Jangan pernah kamu suruh-suruh Papa kamu untuk nurutin semua kemauan gila kamu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Ketemu Pawangnya!!!
Teen FictionBagaimana jika seorang playboyboy sekolah seperti Rey, berusaha mendekati seorang gadis dingin dan galak seperti Sinta. Berawal dari taruhan, membawa mereka berdua ke satu rasa yang tak terduga. Rasa cinta mulai tumbuh seiring dengan berjalannya wa...