52. Karin Tempat Berlabuh

1.6K 74 74
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Langit malam menjadi saksi perpisahan Rey dan Sinta, dengan penuh ke tidak relaan Rey melepas Sinta. Bukan karena apa, alasan yang begitu mengejutkan bagi dirinya. Bagaimana bisa Sinta bertunangan dengan Raka? Ini gila!

Penolakan yang Rey berikan terus saja di tolak oleh Sinta, seperti gadis itu tak ingin mempertahankan hubungan mereka. Rey memukul tembok balkonnya dengan keras, tak peduli dengan rasa sakit yang ia rasakan. Kini ia tengah berada di balkon kamarnya, setelah pulang dari kediaman Sinta, laki-laki itu langsung melampiaskan perasaannya pada whiskey dan menghancurkan semua barang yang ada di kamarnya bak orang kesetanan.

Rey benar-benar kacau.

Terlihat bulir-bulir air mata mulai jatuh menetes dari pelupuk matanya, untuk pertama kalinya laki-laki itu menangis karen putus cinta.

Ia benar-benar merasa kehilangan, tidak rela, dan tak percaya dengan keadaan ini. Ia masih merasa jika dirinya kini tengah mengalami mimpi buruk, kehilangan Sinta adalah sebuah mimpi buruk yang tak ia inginkan menjadi nyata. Rey harap dirinya segera bangun dan mengakhiri mimpi buruk ini.

Tapi itu harapan yang konyol, bodoh. Ini nyata, lihat saja mata-mata tangannya yang mengeluarkan darah. Itu rasanya sakit.

"AGGRHH!!! ANJING!! "

Rey berteriak kuat, tak peduli tetangga yang mungkin saja terganggu akibatnya. Ia tak peduli, ia hanya ingin berteriak meluapkan rasa kesal di dalam hatinya yang mengganjal.

"Ini takdir apa ya Tuhan...?! " Ia meremas rambutnya frustasi.

Saat dikira Sinta adalah pelabuhan terakhir hatinya, ternyata Rey salah. Sinta tak jauh berbeda dari gadis-gadis sebelumnya. Akan tetapi kini Rey yang merasakan sakit itu, yang biasanya menyakiti kini berubah di sakiti. Apakah ini karma?

Sakit hati dapat di definisikan sebagai—luka yang tak terlihat, tidak ada juga darah yang tampak, akan tetapi luka itu benar-benar dalam, sulit untuk sembuh.

Teruntuk Rey si playboy cap badak, mungkinkah ini karma untuk dirimu yang brengsek?

***

"Minum dulu Bun, " titah seorang laki-laki.

Ia menyodorkan segelas air putih kepada wanita paruh yang duduk lemah di ranjang. Wajahnya terlihat pucat pasi, keringat yang membasahi pelipisnya. Napasnya tampak terengah-engah.

Wanita itu menghela napas, tersenyum ke arah putranya. "Alva, kamu udah gede ya. " Katanya sambil mengelus lembut surai Alvaro.

Terdengar Alvaro terkekeh, "Iya dong Bun, kan jagoan Bunda. "

Entah mengapa Alvaro malah menangis setelah mengatakan kata-kata yang dulu sering ia katakan saat kecil.

Jagoan?

Alvaro terisak, menangis di depan sang Ibu. Menangis bak anak kecil, berharap sang Ibu mengelus lembut surainya sambil mengatakan kata-kata yang menenangkan.

"Maafin Alva Bun, Alva gak bisa jadi jagoan Bunda yang selalu ngelindungin Bunda. Alva masih nyusahin Bunda, bikin masalah... " Ucapnya kepada sang Ibu.

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang