05. Taruhan

3.3K 230 4
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Di hari Kamis pagi cuaca sedikit tak bagus, langit tampak diselimuti awan mendung, menghalangi matahari yang ingin tampil. Saat ini jam menunjukkan pukul enam lebih sepuluh menit, tumben sekali Rey sudah ada di sekolah. Entah kerasukan setan apa atau apa alasan untuknya datang pagi-pagi seperti ini, biasanya ia masih terlelap di balik selimut tebal miliknya.

Anak itu tampak berjalan santai sambil mengantongi kedua tangan di saku celana. Seperti biasa, penampilannya tetap sama, baju yang di keluarkan, kancing teratas yang tak di betulkan, juga jangan tinggalkan kacamata hitam itu.

Tampan, namun tak mencerminkan siswa yang baik!

Belum banyak murid terlihat di koridor, namun beberapa orang yang kebetulan ada di sana atau berpapasan dengan Rey pun tampak terpesona dengannya. Contohnya sekelompok siswi yang tengah duduk di ujung sana, mereka tampak histeris saat Rey berjalan melewati mereka, setelah itu mereka berbisik-bisik membicarakan laki-laki itu.

Namun Rey benar-benar tak peduli, ia selalu tak peduli dengan semuanya. Hanya sesekali melemparkan senyuman tipis guna menyapa siswi yang juga mencoba menyapa.

Bukannya sombong, hanya tak mau terlihat merakyat. Sifat bossy nya terlalu dominan.

"Rey! " Terdengar seseorang meneriaki namanya, membuat Rey membalikkan badan.
Rey benar-benar malas melihat tiga siswi berpenampilan modis tengah berlari dengan ke arahnya.

Dengan tatapan datar namun terkesan tajam ia menatap tiga siswi itu, "Mau apa lo? "

"Sayang, aku bisa jelasin soal semalem! " Ya, dia Tasya, si mantan pacar yang tak tau malu masih menganggunya.

Rey hanya menatap Tasya datar, lalu tersenyum miring. "Sayangnya gue gak minat sama penjelasan lo. " Ia berniat pergi, namun tangannya ditahan oleh gadis itu.

"Rey, maafin aku! Aku gak bermaksud kaya gitu. " Ucap Tasya sambil berlinangan air mata.

"Mau jelasin apa lagi, ha? Semuanya udah jelas! " Ucap Rey yang sedikit meninggikan suaranya. Sambil sesegukan Tasya mencoba menggenggam tangan Rey, "Maaf in aku Rey, maaf! " Ucap Tasya.

Dengan kasar Rey menepis tangan Tasya, "Gak usah dramatis deh lo! " Bentaknya.

Tasya hanya menatap Rey dengan mata yang masih berair, nyalinya menciut tatkala laki-laki itu membentaknya.

Kini Tasya dan Rey sudah dikerumuni murid-murid yang berdatangan, melihat perdebatan antara dua anak manusia itu bak melihat pertunjukan sirkus.

Tak berselang lama, teman-teman Rey datang dan mencoba melerai. "Rey, udah! Mending sekarang kita pergi dari sini. " Alvaro pun mengajak Rey pergi meninggalkan koridor.

Tasya hanya menangis sambil melihat punggung Rey yang kian menghilang.

***

Dengan buru-buru Sinta melangkah sambil membawa beberapa buku paket yang baru saja ia ambil dari perpustakaan, ia belum sempat belajar, satu jam pelajaran tadi ia gunakan untuk meeting dengan anggota OSIS lainnya dan pembina OSIS. Walaupun di beri ijin untuk tidak mengikuti pelajaran, namun tugas tetap saja menjadi tugas.

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang