51. Alasan Sinta

1.1K 69 37
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, terlihat Rey baru saja kembali dari sekolah, entah pergi kemana hingga larut malam seperti ini ia baru saja pulang.

Rey menutup pintu mobilnya dengan keras, penampilannya tampak berantakan. Terdapat beberapa luka lebam di wajahnya, rambut yang berantakan dan kemeja seragam yang tidak dikenakan dengan benar. Ia tampak seperti berandalan.

Ia mulai memasuki rumah besarnya, lagi-lagi ia di sambut oleh ruangan yang sepi. Rumah besar itu mungkin sebagian dihuni oleh makhluk gaib, benar-benar tak ada gunanya rumah mewah jika setiap hari hanya ada sepi disana.

Tanpa menghiraukan apapun Rey berjalan menaiki tangga menuju kamar tidurnya, dengan tas punggung bewarna hitam yang digendongkan di sebelah bahu itu.

Ia tampak begitu kacau.

Sesampainya di kamar, Rey langsung melempar tasnya ke sembarang arah, kemudian beralih melempar tubuhnya ke kasur king size yang empuk itu. Rey memejamkan matanya sebentar, mencoba melupakan setidaknya sedetik masalahnya hari ini.

Hari ini cukup melelahkan baginya, masalah yang tiba-tiba saja datang dan menghancurkan segala kesenangan yang baru ia rasakan.

Sinta, gadis yang berhasil merubah hidupnya juga gadis yang berhasil mengambil hatiny tiba-tiba saja pergi, berubah dalam sehari. Tanpa memberi alasan apapun, menyisakan teka-teki bagi Rey.

Ah! Gila, Rey benar-benar bisa gila karena hal ini.

Rey merubah posisinya menjadi duduk, ia menghembuskan napas kasar. Mengusap wajahnya frustasi. "Lo kenapa sih Sin?!! "

Kemudian Rey melirik benda pipih yang berada di nakas di dekat ranjangnya, diam sejenak. "Apa gue telfon aja ya? " Ucapnya monolog.

"Telfon aja lah, urusan angkat gak diangkat belakangan. " Rey mulai mengutak-atik benda tipis itu, mengetikkan nama Sinta yang tersimpan di ponselnya dengan emoticon hati bewarna merah itu.

Setelah menekan tombol panggil, ia menempelkan ponselnya ke telinganya, menunggu Sinta mengangkat panggilannya.

Beberapa menit menunggu panggilan tak kunjung di jawab, Rey mencoba kembali namun hasilnya sama saja.

Laki-laki itu dengan kesal membanting ponselnya di ranjang, berdecak kesal. "Kenapa gak diangkat sih Sinta sayang....! Cintaku...! " Ucapnya kesal sekaligus geregetan.

"Bisaan aja tuh cewek bikin gue gila. "

Lalu Rey diam sejenak, terbesit sesuatu di dalam kepalanya. "Apa gue ke rumahnya aja ya? Paling enggak kalo gak ketemu sama Sinta bisa tanya Bang Jefri lah soal masalah ini, kali aja tau. " Ia masih menimbang pikirannya, masih ragu-ragu.

Setelah berpikir beberapa menit, Rey bangkit, menghembuskan napas. "Oke samperin, diusir juga bodo amat! " Katanya sambil beranjak dari ranjangnya.

Bergegas mengganti bajunya tanpa mandi terlebih dahulu, membiarkan badannya dengan bau keringat yang maskulin itu.

Setelah selesai, Rey langsung menyambar kunci mobilnya yang berada di nakas dan cepat-cepat pergi menuju rumah Sinta.

Di tengah malam seperti ini.

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang