49. Masih Butuh Penjelasan

1.2K 67 50
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Sinta berlari menuju ke toilet sekolah dengan air mata yang sudah tak bisa ia tahan lebih lama lagi. Ia tak menghiraukan tatapan murid-murid yang berlalu lalang di koridor sekolah, ia hanya ingin menjauh dari Rey.

Menjauh.

Sesampainya Sinta di toilet ia langsung menangis sejadi-jadinya, mengeluarkan semuanya. Dadanya terasa begitu sesak.

Menjauh dari Rey adalah hal yang kini sulit untuk Sinta lakukan. Ia sudah terlanjur menaruh hati kepada laki-laki itu, ia sudah terlanjur nyaman dengannya

Setelah ia sudah merasakan kebahagiaan itu, lalu apa? Menjauh darinya? Jangan bodoh, itu sangat sulit!

Tapi mau bagaimana lagi, ini demi kebaikan semuanya. Sinta tak ingin orang-orang yang tak tahu menahu tentang masalah ini, malah terkena imbasnya.

Ya, pada akhirnya Sinta harus memaksakan diri untuk melupakan perasaannya.

Sinta menangis di dalam toilet sana tanpa menghiraukan suara isakan yang terdengar oleh orang di luar bilik. Ia benar-benar tengah masa bodoh.

Beberapa menit ia menangis, sedikit merasa lega. Ia mengusap sisa air matanya, menghembuskan napas. Kemudian beranjak keluar dari bilik kamar mandi itu.

Ia beralih menatap wajahnya di cermin besar toilet, begitu kacau. Ia lalu membasuh wajahnya. Namun tiba-tiba pintu toilet di buka dengan kencang hingga membentur tembok.

Sinta hanya melirik sekilas, terlihat tiga gadis yang berjalan ke arahnya dengan angkuh. Salah satu dari mereka yang menjadi ketua tampak memainkan rambutnya.

Ya, mereka adalah Tasya dan dua temannya.

"Wah, baru beberapa hari gue tinggal keluar kota hubungan lo sama Rey udah berantakan aja nih. Kasian banget... " Ucap Tasya yang terkesan mencerca.

Sinta tak menghiraukannya, masih sibuk membasuh wajahnya.

Melihat itupun Tasya berdecak kesal, menarik Sinta agar menghadap ke arahnya. "Gimana rasanya? Sakit, hm? "

Sinta menatap datar nan tajam kearah mereka Tasya yang kini tengah tersenyum. Yang begitu memuakan bagi Sinta. "Mau lo apa? " Sinta langsung pada inti.

Tasya tampak menarik sudut bibirnya keatas, hingga terlihat senyuman miring di wajahnya. "Pasti sakit ya, mungkin gak sih ini karma buat lo yang udah ngerebut Rey dari gue? "

"Perlu lo garis bawahi, gue gak pernah ngerebut Rey dari siapapun, waktu itu lo juga udah putus kan dari Rey? Salah lo juga kan, ngapain main sama cowok lain padahal lo udah punya pacar. Jadi lo harusnya sadar, lo itu cuma jalang yang jadi mantan dari seorang Rey.

Jadi gak usah nyalahin orang lain atas kesalahan lo sendiri. "

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipi Sinta, Tasya benar-benar tersulut emosi oleh perkataan Sinta baru saja. Napas gadis bermata sipit itu tampak memburu, "Kurang ajar ya lo bangsat! Berani-beraninya mulut lo ngatain gue jalang! "

Sinta tampak tersenyum miring, menatap gadis di hadapannya itu datar. "Emang bener kan? Ngapain lo marah? "

Lalu Sinta menghela napas panjang, "Gue gak ada waktu buat ngurusin orang kaya lo, jadi gue pergi dulu ya. Buruan sadar gih, kasian gue liatnya. Kesannya kaya cewek murahan yang ngejar-ngejar mantannya. "

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang