18. Kencan Dengan Alvaro

1.7K 138 0
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Bel pulang pun berbunyi, Sinta dan yang lain bergegas membereskan peralatannya dan pulang.

"Sinta lo kenapa sih? Itu juga kenapa luka? Siapa yang berani nampar atau mukul lo, biar gue bales! " Sinta menghela napas jengah. Sudah sejak tadi kedua sahabatnya itu terus mengoceh—menanyakan persoalan luka di bibir.

Memang Sinta tak memberitahu kedua sahabatnya itu. Ia tak ingin mereka menimbulkan masalah lagi.

"Gue gak papa, ini tuh cuma kering terus dibuat banyak ngomong terus lecet deh. Makanya kalian diem ya, nanti bisa-bisa bibir gue pada bedarah gegara banyak ngomong! " Kata Sinta.

"Gak mungkin, pasti lo dipukul kan? Orang pipi lo aja merah gini dari tadi.  " Kesya sambil memegang pipi Sinta.

Sinta pun menghela napas, "Gak papa Kesya cantik.. gue gak papa, udah yuk pulang. " Sinta bersiap pergi, namun kembali di tarik untuk duduk oleh Alya dan Kesya. "Eh tunggu dulu! Jawab dulu yang jujur, Lo di pukul siapa? Nenek lampir? " Alya mulai tidak santai.

"Woy! Kalian mau disini aja, kagak pulang? " Spontan mereka bertiga menoleh ke arah pintu. Terlihat seorang gadis dengan surai kecoklatan yang sedikit ikal. 

Lalu mereka melihat sekeliling, hanya tersisa mereka bertiga didalam kelas. Ah, mereka terlalu sibuk mengintrogasi Sinta sampai mereka lupa waktu.

Alya berdecak kesal, "Apa sih? Kita lagi mengintrogasi Kakak lo nih! "

Terdengar Angela menghela napas, menghampiri tiga temannya itu. "Udah ya, sidangnya nanti lanjut dirumah aja. Sekarang kita pulang ya, keburu pintu depan di kunci sama Pak Dadang!  "

Angela menghela napas, lalu menarik tangan Sinta untuk pergi.

"HEH! MAU KEMANA KALIAN, SINTA!!! KITA BELUM SELESAI NANYANYA!!! " Teriak Kesya sangat nyaring sampai-sampai Alya yang berada di sampingnya menutup telinga—mengamankan indera pendengarannya. Ia tak ingin budeg di usia muda...

"Kagak usah teriak juga dong, sakit kuping gue! " Damprat Alya.

*

"Thanks ya, La! " Sinta pulang diantar oleh Angela, ia sedikit bercerita tentang dirinya hari ini kepada Angela.

Angela memang satu tahun lebih muda dari Sinta dan kedua sahabatnya—Alya dan Kesya, namun kedewasaan dalam menyikapi sesuatu, dia lebih baik dibandingkan dengan kedua sahabatnya.

"Siap Kak! Oh iya Bang Jefri lagi keluar, kan? " Sinta hanya mengangguk. "Boleh gak gue nginep dirumah lo?"

Sinta tampak panik, bagaimana ini?

"Eemm... Boleh sih, tapi sorean ya, gue mau pergi soalnya. " Kata Sinta. "Sama siapa? Rey? "

Sinta menggeleng cepat, membuat Angela mengerenyit bingung. "Sama siapa emang? "

"E—em.. Gue mau pergi sama itu, " Sinta gugup setengah mati. Bingung ingin bagaimana.

Angela mendecak kesal, "A-em a-em aja dari tadi, yang jelas sih! " Dengus gadis itu.

"Sama Alvaro!  "

Angela terdiam sejenak, lalu tergelak. "Oh! Jadi mau jalan sama mantan gebetan du— " Sinta langsung membekap mulut Angela. "Diem! Kalo lo mau nginep, dateng agak sorean. Sekitar jam enam lah."

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang