42. Break

1.3K 75 17
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Pagi ini Rey berangkat dengan tampilan yang berantakan, baju yang setiap hari memang terbiasa di keluarkan, dasi yang tak di benarkan dan hanya dikalungkan di lehernya saja, dua kancing atas kemeja yang memang sengaja tak di kancing kan. Rambut yang terlihat panjang itu tampak acak-acakan karena memang sengaja di biarkan begitu. Membuat dirinya tampak berantakan dan menawan dalam satu waktu.

Oh! Tuhan, dia memang menawan.
Tidak bisa di gambarkan dengan kata-kata!

Sudah di pastikan para siswi kini tengah menatap Rey dari kejauhan, begitu histeris karena ke tampanan paripurna dari playboy cap badak yang mempesona itu.

Nikmat mana yang engkau dustakan wahai kaum hawa!

Rey melangkah dengan langkah yang terlihat angkuh, tatapan matanya datar namun mampu memabukkan setiap siapa saja yang bertatapan olehnya. Kepala yang tak pernah tertunduk itu menandakan kepercayaan diri. Angkuh sekali.

Saat di tangga menuju kelasnya, Rey dan kedua temannya tak sengaja berpapasan dengan Sinta dan Angela.

Sekilas Sinta hanya diam menatap ke arahnya, lalu pergi melewatinya begitu saja tanpa menyapa.

"Sinta, kenapa sih bro? " Tanya Bima.

Melihat tatapan Sinta yang tidak seperti biasanya itu membuat sahabat Rey ini curiga dan merasa ada yang tidak beres.

Rey menghela napasnya kasar, frustasi. "Tau dah, lagi pms dia, mood-nya naik turun. " Katanya.

Lalu kembali melangkah pergi menuju ke ruang kelasnya.

Bima dan Doni hanya saling melempar tatapan bingung, kemudian Doni tampak mengedikkan bahu, tanda tak ingin ikut campur. Bima hanya menghela napasnya, lalu pergi menyusul Rey yang jalan terlebih dahulu.

Doni ini memang tak guna.

***

Suara gemercik air keran terdengar begitu ribut, Sinta membasuh wajahnya beberapa kali. Lalu setelahnya ia menatap pantulan dirinya di cermin besar toilet. Ia terlihat begitu frustasi.

Matanya yang sebab, lingkaran mata yang menghitam, bibirnya pucat pasi. Ia benar-benar kacau karena hal ini.

"Kak Sin, lo yakin bakal ngelakuin apa yang om Zidan suruh? Itu cuma ancaman Kak, lo harusnya gak kaya gini sama Kak Rey. " Ujar Angela.

Ia tau Sinta mencintai Rey, namun karena bahan taruhan ancaman Elena dan Zidan adalah keluarga, Sinta tak bisa untuk egois disini. Ia juga harus memikirkan Jefri dan orang-orang terdekatnya.

Sinta tampak menghela napasnya berat, melirik Angela sekilas sebelum menjawab pertanyaannya, "Mau gak mau gue harus yakin La, demi Abang gue dan orang-orang terdekat gue. "

"Mungkin itu cuma ancaman, tapi kita gak tau kan mereka mau ngapain. Gue tau watak bokap gue, dia orang gila. "

Sinta diam, menunduk. "Egois bukan jalan yang tepat untuk saat ini. Mikirin perasaan gue sendiri dengan enggak mikirin nasib orang lain, gue gak mau jadi jahat La. " Ujarnya.

Sinta cukup dewasa dalam hal ini, ia masih memikirkan orang lain.

TETTT TETTT

Bel masuk berbunyi, Sinta dan Angela bergegas menuju ke kelas mereka masing-masing.

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang