61. Penyelesaian

338 14 5
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Setelah tiga puluh menit menyusuri jalanan, Sinta dan Raka sampai di tujuan dengan selamat, malam ini jalan raya cukup ramai, sampai-sampai Sinta dan Raka terjebak macet di waktu yang cukup lama.

Sinta menyodorkan helm kepada Raka, "Makasih, mampir dulu? " Katanya sambil merapikan rambutnya.

"Iya, mau main PS sama Bang Jefri. " Jawab Raka.

Sinta menganggukkan kepala, "Ya udah ayo masuk. "

Saat ingin melangkahkan kaki memasuki teras rumah, pandangan Sinta tertuju pada motor yang juga terparkir di halaman rumahnya. Ia mengerenyit heran, "Motor siapa tuh Ka? "

Raka pun sama halnya dengan Sinta, mengerenyit heran. Cowok itu mengedikkan bahu tanda tak tahu. "Gak tau, temennya Bang Jef kali. "

"Iya kali ya. " Sinta menghela napas, lalu melenggang masuk begitu saja diikuti Raka yang mengekor di belakang sang tuan rumah.

"Assalamu'alaikum!! " Salam Sinta saat membuka pintu.

Pandangan pertama yang Sinta lihat saat membuka pintu adalah Alvaro yang duduk di ruang tamu di temani kakaknya di sana. Gadis itu tambah di buat heran dengan kedatangan Alvaro, apakah ada sesuatu yang penting?

"Wa'alaikusalam, lama banget sih Sin, Alvaro udah nungguin kamu dari tadi. " Ujar Jefri.

"Tadi agak macet jalannya, makanya la—"

"Ngapain lo disini?! " Raka menyela pembicaraan. Cowok itu dengan nada tak santainya memotong ucapan Sinta yang belum selesai.

Mendengar pertanyaan Raka Jefri berdecak, menatap galak ke arah Raka. "Apaan sih Ka, sensian amat. Orang Alvaro mau ketemu Sinta bukan elo. " 

"Ya ngapain malem-malem coba, " jawab Raka sambil memasang raut wajah julidnya.

"Elo juga dateng malem-malem Raka anaknya Bu Arini!! "

"Bawa-bawa nama emak gue lo Bang! Lagian ngapain lo jadi belain tuh anak? Baru kenal juga. "

Jefri tampak menghela napas, "Lo ya, udah mending lo ikut gue, katanya mau main PS. "

Pandangan Jefri kini beralih menatap Alvaro, "Duluan ya Al, pulangnya jangan malem-malem, gak enak di liat tetangga. Bang Jefri tinggal dulu. " Jefri seraya merangkul Raka, menariknya untuk ikut naik ke kamarnya.

"Aw! Bangsat sakit Bang! "

Raka terdengar memekik, entah apa yang dilakukan Jefri kepadanya. Tapi pada akhirnya mereka ribut juga.

Sinta yang mendengar itupun berdesis kesal, menghela napas guna meredam kekesalannya. Sudah seperti makanan sehari-hari untuk Sinta, mendengar keributan dua laki-laki dengan selisih umur empat tahun itu. Menahan amarah bukan lagi hal yang sulit untuk Sinta, gadis itu sudah kebal dengan hal ini.

Perhatian gadis itu teralihkan oleh suara Alvaro yang terkekeh, menertawakan kelakuan Raka dan Jefri. Sinta tampak bertanya-tanya, apa yang membuat Alvaro datang ke sini, apa yang ingin ia bicarakan?

Gadis itu beranjak, duduk di sofa sebrang Alvaro. "Sorry Al, mereka berdua emang suka kaya gitu kalo jadi satu. Oh ya, lo mau ngomong apa? Sampe dateng ke sini malem-malem gini? "

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang