16. Ngintilin Mulu Perasaan

1.9K 153 1
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Di pagi hari yang cerah, Sinta telah berada di koridor utama sekolah. Dengan surai panjangnya yang di gerai, wajah cantik yang natural. Terkesan dingin dengan raut wajahnya yang datar.

Ia berjalan menaiki satu persatu anak tangga, menghiraukan kegaduhan sekolah di pagi hari.

Sampai di lantai tiga tempat kelasnya berada...

"Yuni, cakep banget lo, bikin gue kepikiran. Gak nyelow! " Terlihat di depan sana, Rey, si laki-laki tengil itu tengah menggoda seorang siswi yang Sinta ketahui adalah adik kelasnya. 

Yuni tampak malu-malu di bawah kungkungan  Rey. Semburat merah terlihat jelas di kedua pipi gadis itu.

Dengan menggigit bibir bawahnya, Yuni memukul pelan dada bidang Rey, "Bisa aja Kak Rey mah, " ucapnya.

Rey hanya menarik sebelah sudut bibirnya. Tersenyum miring.

Sinta menghela napas panjang. Kembali berjalan setelah beberapa saat tadi ia berhenti.
Gadis itu berjalan melewati dua insan yang sejak tadi ia perhatikan. Acuh dengan mereka yang sedang asik bercanda ria.

"Sinta! " Teriak Rey. Mengejar Sinta yang masih berjalan tak jauh dari dirinya berdiri. Menghiraukan teriakan Yuni yang mendengus kesal di belakang sana.

Rey berlari, mensejajarkan langkahnya dengan Sinta. Ia berdecak, "Di panggil gak nyaut! " Dengus Rey kesal.

"Btw, lo udah sarapan belom? Kantin yuk, " belum mendapat jawaban, Rey dengan lancang menarik pergelangan tangan Sinta untuk pergi mengikutinya.

Sinta tak tinggal diam. Gadis itu terus memberontak, berteriak minta agar di lepaskan oleh manusia berspesies langka itu. "Rey! Sinting ya lo, gue mau ke kelas bego! " Ucap gadis itu.

Namun, Rey tetep saja Rey.
Si anak keras kepala yang menyebalkan!

Laki-laki itu tak menghiraukan sama sekali.

Sampai seseorang menghadang langkah mereka. Tatapannya datar dan terkesan dingin. "Kalo dia gak mau ya, jangan di paksa. " Di raihnya paksa  tangan Sinta dari Rey.

Rey tersenyum sinis, beralih menatap laki-laki di hadapannya. "Caper lo, bro? Bukan gaya lo banget sih Al. "

"Gaya gue atau enggak, itu bukan urusan lo. "

Terdengar gelak tawa dari Rey— tertawa remeh. "Oke, kali ini gue ijinin lo bawa bawahan gue, tapi kali ini aja. "

Alvaro masih saja menatap datar dengan tangan menggenggam pergelangan tangan Sinta. Lalu menghela pendek. "Omongan lo benar-benar kelewatan. Sinta itu bukan bawahan lo, jangan perlakuin dia kaya budak! " Tegasnya.

Setelah itu Alvaro pergi bersama Sinta, meninggalkan Rey yang berdiri disana dengan senyuman sinis yang masih saja terukir di.wajahnya.

***

Saat ini,  Sinta telah duduk di ruang OSIS dengan anggota lainnya juga pembinaan OSIS yang kini memimpin rapat. Hampir saja ia lupa jika pagi ini di adakan rapat oleh Pak Agus selaku pembina. Beruntung Alvaro datang memberi tahu.

Setelah satu jam lamanya rapat, akhirnya selesai juga. Pak Agus dan beberapa anggota OSIS  bergegas keluar meninggalkan ruangan rapat, tersisa  Sinta dan Alvaro yang masih tinggal.

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang