57. Gak Akan Biarin Lo Mati

261 13 0
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Alvaro diam, menatap kosong ke arah luar, melamun. Dengan wajah lebam dan pucat, tampak menyayat hati. Kesedihan yang ia rasakan saat ini benar-benar luar biasa, kehilangan orang yang selalu menyediakan bahu untuk bersandar kini ia telah terbaring kaku dengan kain yang menutupi sekujur tubuhnya.

Wanita itu telah tiada.

Satu kehilangan yang paling ia takuti, kehilangan sosok ibu. Alvaro takut akan hal itu.

Alvaro tak langsung meminum obat penenangnya seperti yang Sinta perintahkan, dan ya, ia malah melamun. Sedari tadi, sejak teman, kerabat dan tetangga mulai berdatangan ia mulai mengalami kecemasan yang berlebih, itu memang hal yang biasa ia alami saat dirinya berhadapan dengan keramaian. Namun saat Rey datang dan terus menodongnya dengan segala pertanyaan, rasa paniknya tak lagi terkontrol, napasnya mulai dangkal, tubuhnya juga merasa gemetar, keringat bercucuran.

Tak ada yang tahu tentang penyakitnya ini, bahkan kedua orang tuanya. Penyakitnya ini sudah lama dideritanya. Saat itu, waktu ia masih berusia tiga belas tahun, ia memberanikan diri datang menemui pamannya-paman dari ayah-yang memang seorang dokter psikiater, ia di diagnosa memiliki gangguan mental. Ia tentu meminta sang paman untuk menyembunyikan ini dari kedua orang tuanya, terutama sang ibu yang kala itu juga menderita penyakit asma.

Alvaro itu kuat, ia punya pemikiran dewasa. Sejak kecil ia telah di hadapkan dengan segala masalah yang menuntutnya untuk berpikir. Dari masalah keluarganya yang tak pernah harmonis, lalu beranjak remaja ia kehilangan sosok yang ia cintai. Segala masalah yang ia alami membuatnya menjadi seorang yang berpikiran dewasa.

Selama ini Alvaro benar-benar berjuang sendiri.

Alvaro yang tadinya duduk di kursi yang menghadap langsung ke luar kini tampak bangkit, beranjak dari sana.

Berjalan ke arah nakas dekat kasur, menarik salah satu laci yang ada di sana. Ia diam sejenak, kemudian mengambil sebuah botol obat.

Terlihat Alvaro menuangkan obat itu, beberapa butir. Menatap benda itu lama. Namun tiba-tiba saja ia di kejutkan dengan suara pintu yang dibuka dengan kasar oleh seseorang.

BRAK!

Alvaro sempat terkejut, lalu menghela napas lega.

"Al lo ngapain? " Tanya gadis itu sambil menghampiri dirinya. Dia terlihat terkejut saat melihat beberapa butir obat di tangan laki-laki itu, "Lo minum sebanyak ini? Jangan aneh-aneh loh Al! "

Terlihat Alvaro mengerjapkan matanya dua kali. "Angela, bikin kaget aja. " Katanya.

Angela berdecak, menarik tangan Alvaro yang terdapat beberapa obat di telapak tangannya. Ia kemudian mengambil semua butir obat itu, "Lo mau minum semuanya ha?! Jangan gila deh Al, gak gini caranya. "

Lagi-lagi Alvaro mengerjapkan mata, menatap bingung gadis yang tengah marah-marah itu. Lalu terkekeh saat menyadari sesuatu, "Enggak gue gak mau minum semuanya, tadi kebanyakan tuang aja. "

Mendengar perkataan Alvaro, Angela langsung kikuk. Mungkin malu karena memikirkan hal yang tidak-tidak. Tampak Alvaro menatap Angela lekat, lalu terdengar ia terkekeh, "Lo pikir gue mau bunuh diri? " Tanyanya.

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang