12

730 146 4
                                    

***

Ternyata masalah tidak selesai hanya dengan mengembalikan uang yang Lee Taeyong berikan. Jung Eunha tidak puas hanya dengan menerima uang itu kembali. Gadis itu datang lagi keesokan harinya, di malam hari sebelum Lisa pergi bekerja. Di tempat yang sama mereka kembali bertemu dan malam ini Lisa memakai gaun seksinya. Ia berjanji akan berjudi dengan Jennie dan teman-temannya, ia berjanji akan membuat Jennie jadi pemenang lagi di meja judi malam ini.

Di depan beberapa pekerja yang baru saja tiba di rumah setelah seharian bekerja, Eunha menyiram Lisa dengan seember air bekas mengepel lantai. Ia buat Lisa basah kuyup dengan air kecoklatan karena debu di lantai. Eunha tidak datang sendirian, gadis itu datang bersama seorang temannya yang pasti membantu Eunha mengangkat ember berisi airnya itu. Orang-orang berhenti melangkah saat melihat Lisa terkejut karena air kotor itu, termasuk seorang karyawan di minimarket yang berlari menghampiri mereka. Ember berisi air kotor itu Eunha dapat dari minimarket di dekat sana. Sepertinya si karyawan minimarket panik karena ada seorang wanita mencuri embernya dan sekarang bocah itu terkejut karena air kotornya dipakai untuk menyiram seorang wanita yang baru keluar dari rumahnya.

"Apa yang kau katakan pada Lee Taeyong?! Pelacur sialan, apa orangtuamu-" Eunha tidak bisa menyelesaikan ucapannya, gadis itu langsung tersungkur di tanah begitu Lisa menamparnya. Sebuah tamparan yang sangat kuat sampai membuat seorang wanita dewasa jatuh ke tanah.

"Hhh... Kau tahu? Aku sudah berusaha keras menahan emosiku akhir-akhir ini, tapi kenapa kau terus menguji kesabaranku?" sinis Lisa, menatap Eunha yang terduduk, hampir menangis di atas tanah. "Apa yang ku katakan pada kekasihmu? Aku mengatakan apa yang kau inginkan. Ya! Sialan! Berhenti mengirimiku uang, kekasih bodohmu itu terus menggangguku karena uang sialanmu!" bentak Lisa, kehilangan kesabarannya. Dengan kesal, Lisa kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang dari tas jinjingnya. Ia lempar uang itu ke tanah, tepat di depan Eunha.

Eunha dan temannya, juga beberapa orang di sana masih terkejut melihat Lisa yang biasanya dingin tiba-tiba menampar orang lain. Sedang sembari mengeluh, Lisa kembali masuk ke gedung apartemen. Ia mengeluh karena harus mandi dan berdandan lagi. Begitu Lisa menghilang di balik pintu lift, semua orang kembali bernafas, kembali tersadar pada kenyataan.

"Sepertinya wanita itu kerasukan," gumam seorang pria, yang kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk ke gedung apartemen. Beberapa orang juga beranggapan begitu, sementara Eunha perlahan-lahan berdiri di bantu oleh temannya yang juga harus memungut uang Lisa.

"Satu juta," gumam teman perempuan Eunha itu, berbisik, berkomentar juga bertanya-tanya kenapa Lisa membawa banyak uang tunai di dalam tasnya.

"Ya! Jung Eunha!" teriak seorang pria, yang baru saja turun dari taksinya, berlari menghampiri Eunha dan temannya— Lee Taeyong. "Kau belum bertemu Lisa, kan? Kau belum- kau sudah bertemu dengannya?"

"Dia sudah ditampar," celetuk si karyawan minimarket, yang datang untuk mengambil embernya. "Sampai jatuh, pasti malu sekali," susulnya, yang kemudian membawa pergi inventaris tempat kerjanya itu.

"Ya! Sudah ku bilang jangan membuatnya marah! Aku melarangmu datang kesini bukan untuk melindunginya, aku mencoba melindungimu!" kesal Taeyong, lantas meraih pipi Eunha, mengecek keadaan kekasihnya yang kelihatan terkejut, mungkin trauma karena baru saja melihat seorang manusia berubah jadi iblis hanya dalam beberapa detik.

Lee Taeyong membawa kekasihnya, juga teman kekasihnya tadi ke minimarket dekat gedung apartemen Lisa. Ia beli beberapa kaleng kopi dingin, membaginya untuk mereka bertiga kemudian memakai satu kaleng sisanya untuk mengompres pipi Eunha yang memerah. "Lisa tidak bisa menahan emosinya, kau seharusnya tidak mengganggunya, apa sangat sakit?" tanya Taeyong, pada kekasihnya yang masih tidak bisa bicara— takut sekaligus malu, terlampau terkejut.

Free Pass SellerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang