36

663 131 11
                                    

***

Tuan Ji berdiri di depan sebuah kamar rawat untuk satu orang. Sebelum masuk, ia keluarkan lebih dulu pistol juga pisau yang ia simpan di pakaiannya. Ia berikan barang-barang itu pada Asistennya yang beberapa waktu lalu menjemputnya di bandara, lantas melangkah masuk setelah membuka sedikit pintunya. "Hei cantik, ku dengar kau terluka," sapa pria itu, pada seorang wanita yang sedang duduk di atas ranjangnya, menikmati sebungkus popcorn sembari menonton film yang kebetulan tayang di TV. "Melihatmu bisa makan-"

"Ya? Siapa anda? Anda mengenalku?" potong Lisa, menatap pria yang baru datang itu dari atas kepala sampai ke kakinya.

"Kepalanya juga terluka?" tanya Jiyong, hampir percaya kalau Mrs. Twig benar-benar tidak mengenalinya.

"Tidak, dia sedang merajuk," bisik Daesung membuat Jiyong langsung menganggukan kepalanya, memahami situasinya.

"Aku minta maaf, ada situasi yang membuatku tidak bisa pulang," susul Jiyong, buru-buru menebak kesalahan yang membuat wanita itu kesal. "Tapi dimana putriku? Dia tidak menemanimu di sini?" tanyanya, cepat-cepat mengalihkan pembicaraan sembari mendudukan tubuhnya di sisi ranjang Mrs. Twig, menyingkirkan popcorn yang gadis itu pegang kemudian memeluknya. "Lama tidak bertemu, aku merindukanmu," bisiknya di tengah pelukan itu.

"Aku tidak suka di peluk orang asing, lepas," dorong Lisa, menjauhkan pria itu dari tubuhnya kemudian menatap Daesung, meminta asisten Kang untuk mengusir bosnya sendiri dari kamar rawatnya.

"Ayolah, kau tahu aku tidak cukup sabar untuk menghadapi ini," bujuk Jiyong. "Kau benar-benar mau aku pergi? Aku bisa kembali ke Moscow-"

Jiyong di tampar, untuk pertama kalinya oleh gadis yang ia izinkan tinggal di rumahnya selama hampir empat tahun terakhir ini. Dengan tangannya, pria itu menyuruh asistennya keluar. Sedang Mrs. Twig perlahan-lahan merubah posisinya untuk berbaring, memunggungi Jiyong. Ia pegangi perutnya yang sedikit nyeri saat bergerak lantas menarik selimutnya.

Dengan kesal, gadis itu kemudian bicara. "Kau meninggalkanku setelah menolak berkencan denganku. Kau bilang hanya tiga hari tapi kau pergi lebih dari tiga tahun. Aku tidak tahu kau kembali karenaku, atau karena urusanmu sudah selesai. Jangan bersikap baik padaku, bersikap saja seperti bos dan bawahan seperti biasanya. Aku hanya dibayar untuk menjaga rumah dan putrimu selama kau pergi. Dan suruh orang-orang yang mengawasiku pergi, detektif tua itu," ketusnya, memunggungi Tuan Ji yang justru mengulurkan tangannya untuk mengusap helai rambut gadis itu.

"Kau harus keramas," komentar Tuan Ji, membicarakan rambut berminyak yang belum Lisa cuci sejak hari pertamanya di rawat di rumah sakit.

"Ya! Akh-" Lisa hampir membentak pria itu, namun saat ia tinggikan suaranya, perutnya menjadi tegang dan rasa nyeri di sekitar lukanya menjalar sampai ke kepalanya. Di atas ranjang, gadis itu meringkuk menahan sakit di perutnya, sedang Tuan Ji hanya bisa mengusap punggungnya, menunggu rasa sakitnya reda.

"Aku minta maaf," tenang Jiyong. "Tidak ada yang bisa ku katakan untuk menghiburmu, semuanya hanya akan terdengar seperti alasan. Tapi ada hal yang lebih penting, yang harus kita bicarakan, bukan begitu? Siapa yang melakukan ini padamu? Benar Lee Taeyong? Di foto yang Somi dapat dia terlihat berbeda."

Jiyong menunggu Lisa untuk bicara. Namun gadis itu tidak kunjung membuka mulutnya. Melihat Jiyong membuatnya mengingat pagi terakhir mereka bertemu, saat Jiyong mengatakan kalau ia akan pergi ke bandara tanpa penjelasan apapun. Pria itu bahkan menghubungi Tuan Kim tanpa melibatkannya. Ia meminta Tuan Kim untuk menyelesaikan bisnisnya dengan Mrs. Twig, kemudian mengambil alih semuanya sendiri, tanpa melibatkan Mrs. Twig lagi.

Empat tahun, Mrs. Twig hanya sibuk di kasino. Berjudi dan menipu orang-orang gila yang merasa keberuntungan selalu berpihak pada mereka. Sesekali gadis itu juga mengerjakan pekerjaan rumah yang Jiyong berikan setiap kali pria itu menelepon. Ia laporkan apa saja yang Somi lakukan, seolah dirinya adalah baby sitter untuk seorang gadis dewasa yang sudah tinggal sendiri. Meski ia melakukannya dengan senang hati— karena banyaknya uang yang bisa Jiyong berikan— namun sesekali perasaan dikhianati membuat Mrs. Twig kesal, seperti siang ini.

"Nafasnya pendek. Dia kelihatan ketakutan. Seperti ada seseorang yang mengendalikannya," ucap Lisa, setelah ia merasakan kalau Jiyong bergerak bangkit dari ranjang rumah sakitnya. "Aku dan asisten Kang sudah mencarinya tapi kami tidak bisa menemukannya. Seperti ada seseorang yang menyembunyikannya," tambahnya, membuat Tuan Ji menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu kita bisa mulai mencari siapa yang menyembunyikannya," balas yang diajak bicara. Tuan Ji kembali duduk di tepian ranjang itu, menarik bahu Mrs. Twig, membuatnya berbaring menatapnya. "Aku datang untukmu, sungguh," tatap pria itu. Tatapannya terlihat begitu dalam, seolah ia baru saja menggali seluruh isi hatinya hanya untuk mengatakan beberapa kata.

"Aku selalu memintamu datang."

"Kau memintaku datang untuk Somi."

"Setelah kau menolak berkencan denganku, bagaimana aku bisa memintamu datang? Aku juga punya harga diri."

"Karena itu aku menolak. Aku tidak akan bisa meninggalkanmu sendirian di sini setelah mengencanimu. Tapi sekarang aku sudah kembali, jadi cepat campakkan kekasihmu. Siapa namanya? Kim Jaejoong? Jaeyoung? Jaehyun? Dia sudah datang ke sini? Kalau belum, aku harus bertemu dengannya."

"Jangan mempercayai Somi, dia hanya membohongimu," balas Mrs. Twig, yang justru memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan yang mampu menenggelamkannya itu. "Aku hanya- sudahlah, untuk apa aku memberitahumu?"

Ada banyak hal yang terlewat selama Jiyong pergi. Ada banyak hal yang tidak mereka diskusikan. Ada banyak hal yang tidak mereka ceritakan. Bukan hanya sekedar melepas rindu, namun juga menggambar lagi garis awal untuk mereka. Garis awal dimana mereka harus berdiri juga garis pembatas yang tidak boleh mereka lewati sebelum dan selama kembali berhubungan.

Somi baru datang di sore harinya, sebelum matahari terbenam setelah kelas terakhirnya selesai. Saat gadis itu datang, ia lihat ayahnya ada di sana, duduk di sofa dengan beberapa berkas berserakan juga dengan Ghost dan asisten Kang. Seolah tidak percaya kalau ayahnya ada di sana, Somi menatap lekat-lekat pria yang duduk dengan kemeja putih itu. Kancing teratas kemejanya terbuka, menunjukan sebuah bekas luka yang sebelumnya tidak ada di sana. Melihat kemana arah mata Somi bergerak, Jiyong segera memasang kembali kancing kemejanya. Ia tersenyum pada putrinya namun gadis itu justru melewatinya begitu saja, menghampiri Lisa di ranjang.

"Eonni, siapa pria itu? Kenapa dia ada di sini?" tanya Somi, menunjukan reaksi yang sama seperti yang Mrs. Twig tunjukan tadi.

"Syukurlah kau datang," tenang Lisa. "Ayo jalan-jalan, aku muak berada di sini, sudah dua jam mereka terus membahas kasino, membuatku sakit kepala. Padahal ini rumah sakit, bisa-bisanya mereka bekerja di sini."

***
Kim jaeyoung, yang jadi seo woojae di Reflection of you

***Kim jaeyoung, yang jadi seo woojae di Reflection of you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Free Pass SellerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang