16

719 144 11
                                    

***

Di mobil dalam perjalanan pulang, Kang Daesung bertanya alasan tuannya bersikap begitu kasar hari ini. Biasanya, meski kesal Jiyong tidak pernah menodongkan senjata pada Detektif Park seperti tadi. Dan Jiyong bilang, ia sedang mencoba membalik keadaan di sana. Selama ini Jiyong tidak pernah turun langsung dalam bisnis persenjataannya. Jiyong hampir tidak pernah membuat keputusan sebab Detektif Park yang mengatur segalanya— tidak lama setelah ayahnya meninggal.

"Orang-orang dibawah Detektif Park akan langsung meninggalkan anda kalau anda melepas tangan Detektif Park," ucap Kang Daesung, mengingatkan atasannya tentang betapa pentingnya pria tua itu.

"Karena itu aku bersedia mencari putrinya. Selama lima belas tahun dia tidak pernah mencari putrinya, tapi kenapa sekarang tiba-tiba dia ingin mencarinya?" tanya Jiyong. "Dia sekarat dan orang yang sekarat biasanya punya keinginan-keinginan aneh. Bagaimana kalau dia tiba-tiba ingin jadi orang baik karena sebentar lagi mati? Aku seorang detektif yang menyamar, aku bergabung bersama mafia-mafia itu untuk mencari bukti kejahatan mereka, tapi sesuatu terjadi dan aku memalsukan kematianku. Kini aku akan membagikan semua hasil penyelidikanku, bagaimana kalau tiba-tiba mengatakan itu pada putrinya? Anak yang sangat merindukan ayahnya itu pasti akan melakukan apapun untuk ayahnya. Aku tidak bisa mempercayai mereka berdua."

"Haruskah kita mencari hasil penyelidikannya?"

"Hm... Tapi sebelum itu, kumpulkan bukti penipuan Mrs. Twig, kirim bukti-bukti itu pada Lee Taeyong."

"Untuk apa?"

"Mengujinya? Aku penasaran apa dia akan melaporkan gadis yang dicintainya atau mengubur semua kenyataannya."

Sepanjang perjalanan itu, Jiyong menutup matanya. Menunggu mobilnya tiba di tempat tujuan mereka. Tidak lama setelah mata itu terpejam, Jiyong mengingat kejadian di malam sebelumnya. "Asisten Kang, saat kita pergi menjemput Somi, dia bilang dia ingin menemui temannya, 'kan? Siapa temannya?" tanya Jiyong, dengan mata yang tetap terpejam.

"Mrs. Twig," jawab Daesung. "Tapi aku tidak memberitahunya tentang hubungan anda dengan Mrs. Twig, kurasa Mrs. Twig juga tidak memberitahu putri anda mengenai pekerjaannya. Mereka hanya bertemu sesekali di mobil penjual makanan, Mrs. Twig beberapa kali mentraktir Nona Somi di sana," jelasnya, menyimpulkan cerita Somi dalam perjalanan mereka pulang kemarin.

"Hm... Akan jadi masalah kalau aku menikahi teman putriku, iya kan?"

"Anda benar-benar berencana menikahinya?"

"Tidak juga," geleng Jiyong. "Hanya sedikit mengancam Pak Tua itu. Tapi setelah tahu apa yang putrinya lakukan kurasa dia akan senang kalau aku mau menikah dengan putrinya. Lihat, dia langsung menelepon, dia pasti sudah selesai membaca semua berkasnya," balas Jiyong yang justru mengabaikan panggilan itu. Jiyong baru menjawab panggilan itu setelah Detektif Park dua kali meneleponnya.

Sama seperti yang Jiyong duga sebelumnya. Detektif Park menelepon sebab ia baru selesai membaca berkas tentang putrinya. Detektif Park baru tahu kalau putrinya, Park Lisa menghabiskan bertahun-tahun waktunya untuk berkubang di sebuah kolam lumpur tanpa dasar, yang terus menghisap semakin kuat setiap kali korbannya bergerak. Penipuan, perantara suap, perjudian sampai rumor pelacuran, Kang Daesung menulis semua yang ia temukan di berkas itu seperti bagaimana Tuan Ji memerintahkannya. Kini hati sang ayah hancur karena membaca berkas tentang hidup putrinya sendiri.

"Kenapa kau begitu marah, Detektif Park? Dia hanya mengikuti apa yang kau lakukan," jawab Jiyong, setelah mendengar reaksi hancur lawan bicaranya di telepon. "Sebenarnya apa yang dipikirkan para orangtua? Kau melakukan hal-hal yang buruk, tapi marah saat anakmu melakukan hal yang sama? Apa hak mu marah?" susulnya, justru menusuk hati seorang ayah yang sudah hancur berkeping-keping.

Free Pass SellerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang