Epilog

1.9K 65 9
                                    

Tiga tahun penantian, altar suci akan digelar hari ini. Kucukupkan sudah cerita hanya sampai di kamu saja. Terima kasih telah mengisi kisah pada lembaran hidup yang pernah salah.❞

🌼🌼🌼

March, 22nd 2025

Bangku sudah berjajaran di area ballroom Gedung HIS Partajasa. Ya, harusnya mereka memilih pernikahan outdoor, hanya saja untuk tanggal mereka penuh. Jefan berpendapat akan dilakukan di Labuan Bajo dengan menggunakan fasilitas dari Ayana Lako Di'a, tetapi Malvin dan Devina masih waras untuk tidak memilih harga sefantastis itu.

Kurang dari tiga puluh menit lagi, akad akan diadakan. Malvin, lelaki dua puluh tiga tahun itu akan mengucapkan janji untuk mengemban tanggung jawab atas Devina. Masih cukup muda, tetapi soal karir jangan diragukan. Atas kerja kerasnya, lelaki itu memilih untuk melepas pekerjaan di perusahaan konstruksi, lalu membangun restoran yang cukup terkenal. Bahkan, sudah ada cabang di Bandung, Semarang, dan Surabaya. Kalau lelaki itu lebih giat, mungkin akan membuka cabang di seluruh Indonesia.

Malvin duduk di depan Dirga dengan wajah cukup tegang. Mulut berkomat-kamit merapalkan doa. Tak luput melatih lidah sejenak agar tidak salah mengucap akad. Gugup, mungkin adalah hal yang wajar. Pertama kali, yang sudah berkali-kali saja masih bisa gugup, bagaimana dengan dia?

"Tenang aja, nggak usah gugup," ucap Dirga seraya menepuk punggung tangan calon menantunya. Malvin tersenyum.

"Iya, Pa. Hehe," kekeh lelaki itu.

Tak terasa, Devina sudah dipersilakan untuk duduk di samping Malvin. Ya, sebentar lagi Malvin akan melantangkan akad. Atensi yang semula beradu di atas meja, kini sudah beralih ke arah Devina yang berjalan diiringi oleh Arinda dan Adriana. Tersenyum cukup lebar sampai Malvin terpana dibuatnya. Arinda mengantarkan putrinya duduk di samping Malvin, lantas memasangkan selendang di atas kepala kedua mempelai.

"Baiklah, bisa kita mulai untuk ijab qobulnya." Begitu ucap sang penghulu yang berhasil membuat degub jantung Malvin semakin terpacu. Dirga mengulurkan tangan, Malvin pun menjabatnya dengan penuh keyakinan.

"Bismillahir-rahmanir-rahiim, saya nikahkan dan kawinkan, putri saya Devina Avi Wijaya binti Dirga Wijaya dengan mas kawin emas murni seberat 25 gram dan uang 2025 dollar dibayar tunai!" ucap Dirga lantang.

"Saya terima nikah dan kawinnya Devina Avi Wijaya binti Dirga Wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" sahut Malvin lantang dengan satu tarikan napas.

"Sah!"

Akad berjalan dengan baik. Memanjatkan doa, menandatangani buku nikah, lalu memasangkan cincin masing-masing. Saling menatap. Devina menggenggam tangan Malvin. Lantas ia mencium punggung tangan lelaki tercintanya untuk pertama kali. Malvin tersenyum, rasanya teduh. Kini, lelaki itu membingkai kepala Devina. Menatap lekat, lalu mengecup dahinya lama. Air mata menetes tanpa sadar. Puncak dari drama percintaan mereka sampai di sini. Devina bahagia, bisa disatukan dengan lelaki yang tak pernah kehilangan tempat di ruang kosong hatinya. Lelaki yang pernah menyusung predikat mantan, kini menjadi imam yang akan menyempurnakan separuh iman Devina.

"Aku nggak nyangka, makasih udah jadi orang paling spesial sampai detik ini," bisik Malvin. Keduanya masih menatap lekat, sebelum mereka berdiri dan berfoto ria dengan cincin dan buku nikah mereka.

🌼

Pukul enam lebih lima belas menit, kurang lebih satu jam lagi Devina harus duduk di pelaminan sana. Namun, ada masalah sebelum resepsi malam ini. Gadis itu memprotes karena heels yang ketinggian. Terlebiu lagi mood yang hancur karena datang bulan.

Lovestuck Syndrome [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang