Part 25 : Lelah

720 55 0
                                    

❝Lelah menyapa ketika dia—sang pembuat panggung sandiwara—kembali menghantui atma yang kembali dimabuk asmara.❞

🌼🌼🌼

Tiga hari setelah hubungan Malvin dan Devina—entah disebut apa status mereka—kini kedekatan semakin terasa. Bahkan, tidak canggung Malvin memamerkan di mata publik. Tentu bukan perkara yang mudah, bisik-bisik selalu terdengar melintasi telinga mereka, terutama Devina. Malas sebenarnya, apalagi harus jadi bahan pembicaraan satu kampus, rasanya membuat Devina muak.

Devina tengah duduk di salah satu meja EC Café di Gedung E. Gadis yang tengah sibuk membaca novel dengan tangan yang terus menyuapkan avocado chocolate miliknya. Gadis itu tidak sendirian, ada Avi di depannya. Mata Avi membulat saat ada Kevin dan Malvin yang tampak berjalan ke arah mereka. Kedua lelaki tampan dari Gedung A itu banyak mengambil perhatian. Avi pun menyenggol sikut Devina sampai sendoknya terjatuh.

"Aduh! Apaan sih, Vi? Sendok gue jatuh nih!" gerutu Devina. Gadis itu mengambil beberapa lembar tisu, lalu mengelap dan mengembalikan ke dalam mangkuk.

"Lo nggak kangen sama gue?" tanya Malvin seraya menggeser tempat duduk Devina. Gadis itu membulatkan mata. Ia menoleh ke arah samping. Devina dapat melihat jelas senyum Malvin. Bahkan, kini lelaki itu menyuapkan avocho milik Devina ke mulutnya.

"Lo masih suka sama avocho, ya? Gue kira seleranya udah beda," ucap Malvin. Ya, mereka sepakat untuk menjalani hubungan tanpa status ini secara backstreet. Aneh memang, bisa-bisanya backstreet tapi nggak punya status. Dan satu lagi, Devina masih ingin menggunakan kata 'lo-gue' kalau sedang ada di area publik. Ia ingin meminimalisir stigma saja.

"Malvin, lo apaan sih? Lo nggak lihat banyak orang lihatin kita? Malu tau!" celetuk Devina dengan wajah yang merengut. Sementara itu, Kevin dan Avi terkekeh atas kelakuan keduanya.

"Kalo cinta bilang aja kali. Kalo mau balikan juga langsung digasin, nanti nangis kalo ada yang belok," cibir Avi. Entah terbuat dari apa mulut lemes milik Avi itu. Devina melayangkan pelototan mata.

"Bisa diem nggak!" ancam Devina. Kevin mendecak.

"Udah yuk, Beb kita ke butik. Katanya kamu mau beli baju buat acara ulang tahun Papa aku," ajak Kevin. Avi pun mengangguk. Pasangan itu meninggalkan area kafe dengan berangkulan. Dasar tukang pamer!

"Mau ke mana abis ini?" tanya Malvin. Devina mengangkat bahunya. Ia tidak tahu. Gadis itu meletakkan novel setelah teringat sesuatu. Devina menepuk dahinya.

"Mampus gue! Gue belum bikin tugas Pak Juan. Aduh, gimana dong?" keluh Devina. Kali ini ia menatap Malvin yang ada di sampingnya.

"Yang ada properti itu, ya? Mau gue bantu?" tawar Malvin. Devina mengembuskan napas.

"Iya yang itu, masih satu tema cuma kayak ada banyak subtema gitu. Ini juga gara-gara si Vika, Asdos ngeselin. Biasalah mau caper sama Pak Juan," geram Devina. Malvin terkekeh, apalagi melihat wajah Devina yang lucu.

"Ya udah, ke perpustakaan dulu kalo gitu. Cari referensi, abis itu ke rumah lo buat ngerjain," usul Malvin. Devina mengangguk. Kedua insan itu pun bangkit. Mereka berjalan beriringan, tak lupa Devina yang membawa balik novelnya.

Berbincang sepanjang menyusuri koridor. Namun, saat mereka melewati Gedung J, tangan Devina ditarik secara paksa oleh orang yang sama saat di JIExpo waktu itu. Bams, lelaki dengan jersey basket itu menahan tangan Devina.

"Bams, lo apaan sih? Lepasin gue nggak!" ketus Devina. Bams menggeleng.

"Aku nggak akan lepasin kamu sebelum kamu takedown postingan soal hubungan kita. Kamu pasti dipengaruhin sama dia 'kan?" paksa Bams. Devina mendecak. Ya, gadis itu menjelaskan semuanya. Gadis itu mengatakan bahwa sudah tidak ada hubungan antara dia dan Bams. Tak sampai di situ, Devina juga mengunggah tawaran Bams untuk menjadi pacar pura-pura Devina. Sedikit malu, tetapi video sudah menyebar di sosial media kampus, bahkan sebelum ia mengunggah. Terlebih video yang diposting oleh medsos kampus adalah kekasaran Bams saat di JIExpo. Pasti ada orang yang melihat mereka kala itu. Namun, tidak apa malah bagus bagi Devina.

Lovestuck Syndrome [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang