❝Mengumbar asmara di antara kepulan stigma, rasanya begitu risih. Namun, jika sudah cinta mau bilang apa?❞
🌼🌼🌼
Lima hari sudah berlalu, lusa camping untuk para anggota duta kampus akan dilaksanakan di Ciwangun Indah Camp, Lembang. Pagi ini, Devina benar-benar jadi bahan omongan. Apalagi setelah akting menakjubkan Sephora yang baru saja pulang dari Paris. Gadis yang menyabet juara tiga kontes modelling di Paris itu langsung menjadi sorotan atas tangisan saat di bandara. Gadis yang mengatakan jika dirinya dicampakkan oleh Malvin karena Devina membuat nama Devina semakin buruk. Devina hanya bisa menelan kepahitan itu dengan kesabarannya.
"Tuh, lo denger sendiri 'kan? Semua orang ngomongin yang enggak-enggak soal lo. Padahal si nenek lampir yang lagi akting. Nyebelin banget tuh, Sephora!" gerutu Avi yang tengah duduk di depan Devina. Mereka tengah berada di foodcourt lantai empat Gedung E.
Devina mengembuskan napas. Ia sudah dapat memprediksi jika akan begini jadinya. "Biarin aja, mereka cuma gelap mata. Gue yakin kalau keajaiban bakal datang setelah ini," balas Devina santai. Avi mendengus. Mereka pun bersikap baik-baik saja sebelum botol air mineral yang masih tersisa sedikit di dangkal botol mengenai kepala Devina. Gadis itu menengok. Ia dapat melihat Ayumi—seorang yang termasuk ke dalam geng Sephora—terkekeh. Pasti gadis itu yang melemparinya.
"Brengsek!" umpat Avi. Gadis yang memiliki kadar emosi cukup tinggi itu memungut kembali botol, lalu menghampiri meja Ayumi. Lantas, Avi memukulkan botol ke kepala Ayumi. Tak hanya sampai di situ, Avi pun membuka tutup botol, lalu disiramkan air yang masih sedikit ke wajah Ayumi.
"Lo gila, ya?!" sentak Ayumi setelah bangkit dari duduknya. Tentu gadis itu terkejut mendapat perlakuan tersebut dari Avi.
"Lo kali yang gila! Dasar ganjen, pelakor. Asisten dosen kok godain dosennya!" seru Avi cukup keras. Mata di sana terbelalak. Mungkin hanya sedikit yang tahu jika kelakuan Ayumi seperti itu. Mendengar pernyataan 'savage' dari Avi, Ayumi sudah tidak dapat berkutik. Sepertinya Devina akan mengangkat Avi menjadi bodyguard dengan mulut lemes gadis itu. Benar-benar membuat lawan lumpuh dengan ucapan yang selama ini gadis itu kepoin.
"Ayo, Dev kita pergi!" ajak Avi seraya menarik tangan Devina. Kedua gadis itu segera menaiki lift untuk keluar dari gedung ini. Avi akan membawa Devina ke tepi danau untuk bicara hal penting. Tentu dengan kejelasan atas status Devina dan Malvin.
Duduk di antara pembatas danau seraya saling menatap dengan serius. Avi belum juga mengatakan maksud dan tujuannya. Gadis itu mencari kebenaran di antara mata Devina. Avi bingung mengapa Devina tampak tenang-tenang saja, padahal dirinya sudah berapi-api seperti ini.
"Gue bingung sama lo, kenapa lo bisa-bisanya masih tenang begini, sedangkan gue udah mencak-mencak dari tadi? Lo lagi nggak enak badan, ya, Dev? Atau ada yang lo sembunyiin dari gue? Jangan-jangan kalian udah ...." Avi menutup mulutnya. Ia terkejut saat Devina tersenyum dan mengangguk sebelum kalimatnya selesai.
"Gila! Kapan? Kok lo nggak kabar-kabar gue, sih? Kalau gitu 'kan tadi gue bisa hempas si Ayumi pakai fakta ini," omel Avi. Devina tersenyum.
"Lagian lo sih main timpuk anak orang. Mana udah lo permaluin lagi," balas Devina. Avi terkekeh.
"Ya abisnya dia bikin kesel. Kayak orang paling suci nggak punya dosa di dunia aja. Dia pikir siapa? YoungLex?" cerocos Avi.
"Jadi, kapan nih?" desak Avi.
"Baru kemarin," balas Devina dengan senyum lebar. Avi lagi-lagi menutup mulut. Tak lama, gadis itu memeluk tubuh Devina dengan rasa senang.
"Oh, jadi sekarang lo udah beneran resmi rebut Malvin dari gue?" lontar seorang wanita yang diduga adalah Sephora. Avi dan Devina melerai pelukan mereka. Kedua insan itu akhirnya membalikkan badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovestuck Syndrome [END]
Romans[REAL ESTATE SERIES] Didukung playlist di spotify. Diamond Real Estate No. 7 Wijaya's Family. Pernah dengar, jika cinta pertama adalah cinta yang paling seru, lucu, bahkan terlampau sulit untuk dilupakan? Bagi sebagian orang, mungkin cinta pertama a...