Part 5 : Orang Baru

2K 174 3
                                    

❝Rasa cemburu bisa datang begitu saja. Perihal alasan-alasan terlontar, itu hanyalah alibi.❞

🌼🌼🌼

Devina menatap lurus ke depan. Masih terlintas bayangan sikap Malvin semalam. Tak sangka, Malvin akan berbuat semanis itu lagi padanya. Tersenyum.

"Lo kesurupan, Dev? Mikirin apa, sih? Senyum-senyum sendiri gitu," tegur Avi yang melihat Devina senyum sendiri. Devina tersikap. Gadis itu memalingkan wajah.

"Nggak, kok. Apaan, sih? Udahlah, ayo ke foodcourt! Katanya laper," balas Devina. Avi mengangkat alis, gadis itu masih belum terima Devina mengabaikan pertanyaannya.

"Ayo!" desak Devina. Akhirnya, Avi mengiyakan.

"Tapi makannya di foodcourt Gedung F aja," balas Avi seraya menaik-turunkan alisnya. Devina menyerit. Mau apa lagi sebenarnya Avi ini?

"Gue tuh suka heran sama lo. Kurang bersyukur apa gimana? Udah enak dikasih foodcourt per gedung, masih aja cari di gedung lain," omel Devina.

"Ih, lo mah nggak update! Gini, ya gue kasih tau. Ada mahasiswa Fisip baru. Namanya Bams dan lo harus tau, dia itu ganteng banget!" pekik Avi. Gadis itu begitu excited. Devina menoyor dahi Avi. Apakah tidak ada topik lain selain cogan?

"Lo mending tobat, deh, Vi. Lo harusnya bersyukur dapet Kevin yang sabar dan setianya setengah mati. Lo selalu minta putus setiap ada masalah yang sebenernya lo sendiri lakuin, tapi Kevin tetep pertahanin lo. Duh, gila nih sahabat gue," tegur Devina seraya memijit pelipisnya.

"Siapa juga yang mau cari gebetan baru? Gue tuh mau cariin sahabat gue pacar biar nggak digosipin ngambil cowok orang lagi," sangkal Avi. Devina terbungkam. Benar juga. Meskipun Malvin menolak dikatakan pacar Sephora, tetap saja orang lain akan memandang mereka berpacaran.

"Ya udah, ayo! Gue juga ada perlu sama Pinky." Devina pasrah. Avi memekik bahagia, gadis itu langsung menarik tangan Devina. Semoga saja masuk kriteria Devina.

🌼

Mata Avi menelisik di setiap sudut foodcourt. Sampai tangan Avi mencengkram Devina. Sontak Devina menoleh ke arah yang ditunjuk Avi. Devina memicingkan mata. Memang tampan, tetapi Devina tak yakin soal perasaan. Avi menarik paksa Devina. Gadis itu tanpa malu mengajak Devina duduk di kursi yang Bams tempati.

Beberapa pria di sana terkejut. Namun, tak lama. Mata mereka, terutama Bams langsung fokus kepada Devina. Avi melambaikan tangan seraya tersenyum. Sementara, Devina tersenyum, lalu tertunduk malu.

"Sorry kalo kita ngagetin, mejanya udah penuh semua," ujar Avi memecah keheningan.

"Oh, ya kenalin gue Aristalavi Putri Megantara, kalian bisa panggil gue Avi," ucap Avi memperkenalkan diri. Avi menjabat satu per satu dari ketiga lelaki di sana.

"Ini temen gue, agak pemalu. Namanya Devina Avi Wijaya," ujar Avi memperkenalkan Devina. Gadis itu sempat menyikut Devina untuk menjabat tangan ketiga lelaki di depan mereka.

"Hai! Gue Bams, dia Yuslan, kalo dia Mevin," balas Bams.

"Kalian dari jurusan apa? Kok gue nggak pernah lihat kalian di gedung ini," tanya Mevin.

Lovestuck Syndrome [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang