❝Ketika jemari-jemari kotor itu berani menyentuh yang bukan milik, maka tangan itu akan melayang memberikan pukulan yang belum sepadan.❞
🌼🌼🌼
Satu minggu lebih hubungan Malvin dan Devina berjalan sesuai rencana. Rumor-rumor pun sudah beredar di seluruh penjuru kampus. Namun, jika ditanyakan, baik Devina maupun Malvin menyangkal jika mereka berpacaran kembali. Entah apa, tapi masing-masing dari mereka masih ingin mencari kepercayaan. Tentu, Malvin yang belum bisa sepenuhnya, terlebih ia takut mendominasi hubungan lagi seperti dulu. Apalagi trauma dalam dirinya pun belum menghilang. Malvin takut jika akan menyakiti Devina lagi. Sementara, pasangan Avi dan Kevin terus-terusan dibuat geram. Begitu juga dengan Aiden dan Pinky, Maura pun sama. Selain itu, tidak ada lagi orang yang mengetahui, baik orang kampus dan anggota ADC.
Kedua insan itu tengah duduk di bangku yang sama, saling berhadapan. Kali ini, mereka ada di TC Café atau Technical Center Café yang tentunya berlokasi di Gedung A atau Gedung Fakultas Teknik. Kafe yang ada di lantai delapan gedung ini, tak pernah sepi dikunjungi. Apalagi setelah rumor itu, tak sedikit pun mahasiswa dan mahasiswi yang tak ingin melewatkan kesempatan ini. Devina tampak acuh, gadis itu terus menikmati kentang goreng miliknya seraya membaca novel yang baru ia beli kemarin lusa dengan Malvin. Sementara itu, Malvin tengah mengerjakan proposal kegiatan untuk duta kampus. Mereka akan mengadakan camping selama tiga hari.
"Dev, menurut lo gimana?" tanya Malvin seraya memutar laptopnya sejauh 180 derajat. Devina yang tengah asyik membaca novel, kini melihat proposal yang dibuat oleh Malvin. Devina membaca secara saksama. Gadis itu menggeleng ketika mendapati estimasi yang tidak sesuai.
"Yang ini mending direvisi aja, takutnya pada nggak bisa. Lagian 'kan setahu gue yang anggota dukam semester satu sama tiga ada yang dari kalangan menengah ke bawah, takutnya malah memberatkan. Lagian, kalo dibuat standar pun nggak salah juga 'kan? Enak di semua? Gimana? Kalo saran gue sih itu," usul Devina seraya menunjuk kesalahan yang dibuat oleh Malvin.
"Oke, gue revisi bagian ini," ujar Malvin. Itu poin dari Devina yang membuat Malvin kagum. Jiwa simpati yang tinggi dan gaya yang sederhana, meskipun barang-barang branded menempel di seluruh tubuhnya.
Ting! Sebuah notifikasi dari ponsel Devina. Gadis itu meletakkan novel di atas meja. Devina meraih ponsel pintar itu, lalu melihat pesan yang dikirim oleh Avi. Devina pun mengunduh foto yang dikirimkan Avi via chat itu. Sampai mata Devina terbelalak.
"Woah!" jerit Devina. Gadis itu terlihat kegirangan karena sebuah hal.
"Ada apa, Dev?" tanya Malvin yang terkejut mendengar jeritan Devina. Gadis yang terkikik girang itu, lantas memperlihatkan display ponsel miliknya.
"Nilai tugas gue A. Tugas Pak Juan waktu itu loh, Vin. Thanks lo udah bantuin gue. Ah, akhirnya gue bisa survive juga dari jahatnya tugas si bapak," cerocos Devina girang. Intinya, hari ini gadis itu tampak bahagia. Sangat.
"Selamat, ya. Lo juga ngerjain waktu itu," balas Malvin yang turut bahagia. Lelaki itu memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Oh ya, lo mau apa dari gue? Traktir atau apa? Gue bakal turutin, anggap aja sebagai ungkapan terima kasih," tawar Devina. Malvin tersenyum. Lelaki itu menimbang keputusannya. Namun, bukan berarti diberi kesempatan akan ia gunakan untuk meminta balikan dengan Devina, sama saja ia memanfaatkan keadaan.
"Temenin gue aja, deh seharian ini. Gue belum ada rencana ngunjungin ke mana. Cuma bakal gue pikir setelah latihan basket nanti," balas Malvin. Devina mengangguk. Lantas ia mengacungkan kedua jempol miliknya.
Setelah itu, keduanya larut dengan kegiatan masing-masing. Devina dengan novel barunya dan Malvin dengan revisian proposalnya. Hal itu yang membuat para mahasiswa dan mahasiswi yang memenuhi kafe terlihat tidak antusias lagi. Ekspetasi mereka tenggelam bersamaan dengan ketidakadanya sesuatu yang perlu dicurigai antara keduanya. Lambat laun, mereka meninggalkan kafe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovestuck Syndrome [END]
Romance[REAL ESTATE SERIES] Didukung playlist di spotify. Diamond Real Estate No. 7 Wijaya's Family. Pernah dengar, jika cinta pertama adalah cinta yang paling seru, lucu, bahkan terlampau sulit untuk dilupakan? Bagi sebagian orang, mungkin cinta pertama a...