Chapter 35

2.1K 271 89
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Story © Cacacillya

Happy Reading!

.
.
.

Naruto tersenyum memandangi ponselnya yang tengah memperlihatkan photo Sasuke. Photo tersebut dikirim oleh Itachi. Dia tidak berniat membalas apa yang pemuda itu kirim. Fokusnya sudah teralihkan pada wajah manis sang kekasih hati.

"Semenjak pacaran sama Sasuke, Naruto jadi kelihatan lebih bersinar. Iya tidak, sih? Terkadang aku sering melihatnya tersenyum seperti itu," bisik seorang siswi pada temannya. Mereka tengah berkumpul di satu meja sembari melirik-lirik ke arah tempat Naruto berada.

"Iya, benar. Aku juga merasakan hal yang sama. Tapi, bukankah itu sesuatu yang bagus? Kita jadi bisa melihat senyumannya Naruto, kan?" bisik siswi lain.

"Kamu benar! Dari aku sekolah di sini sangat sulit sekali melihatnya tersenyum, tapi semenjak dia berpacaran dengan Sasuke, aku bisa melihat senyumannya. Aku akan berterima kasih pada Sasuke," timpal yang lain tak ingin kalah.

Naruto yang mendengar bisik-bisik tersebut langsung menoleh dan memandangi mereka dengan tatapan cukup dingin, tapi sudah sanggup membuat para siswi itu langsung ketakutan.

"Jangan terlalu dingin, nanti penggemarmu pada kabur," celetuk seseorang yang baru saja datang. Ia menarik salah satu kursi untuk duduk.

Sedangkan Naruto hanya mendengus malas. Mood nya yang semula sangat baik, kini berubah buruk setelah kedatangan Menma.

"Mau apa ke sini?" tanya Naruto tanpa niat. Dia memasukkan ponselnya ke saku celana.

Menma tertawa pelan. Pemuda itu mengulurkan tangan kanannya di hadapan Naruto hingga membuat sang kembaran menarik sebelah alis.

"Kau tahu, kan, kalau aku sedang terkena musibah?" kata Menma.

"Hm?" Naruto memincingkan matanya.

"Beri aku sedikit uangmu. Aku mau jajan, nih. Tapi, tidak ada uang. Nanti aku ganti kalau semua pasilitasku sudah dikembalikan oleh Papa." Menma memberi cengiran.

Naruto yang mendengar perkataan dari Menma langsung terdiam. Dia menatap sang Kakak kembar dengan tatapan penuh selidik. Nampaknya ia heran dengan sikap Menma yang terlihat mencoba mengakrabkan diri padanya.

Apa Menma sudah mempercayainya? Naruto ragu untuk hal itu.

"Woy! Kenapa malah diam? Aku sedang minta tolong padamu, nih. Ayolah. Masa kau tidak mau menolongku, sih?"

Menma kembali bersuara setelah Naruto tidak ada tanda-tanda ingin mengeluarkan suara.

Naruto menghela napas pelan dengan mata yang terus menatap Menma.

"Jangan menarik napas terus. Nanti kau cepat mati," dengus Menma, sepertinya dia bosan. "Aku serius, nih! Beri aku uangmu. Please~~~" Dia merengek.

Kini Naruto mendengus. "Sebelum itu, kenapa kau begini?" tanyanya.

Menma menaikkan alisnya. "Maksudmu begini itu bagaimana? Aku tidak paham."

"Tiba-tiba akrab denganku. Padahal setiap melihatku kau selalu seperti ingin membunuhku," jawab Naruto.

"Aku sudah berkata padamu, kan? Kita berdamai dulu untuk seminggu ini karena aku sedang membutuhkanmu untuk kelangsungan hidupku. Nanti setelah seminggu berlalu, kita kembali bermusuhan," kata Menma.

"Ada yang seperti itu?" balas Naruto datar.

"Kenapa? Kau berharap aku mempercayaimu?" ujar Menma sembari menatap Naruto dengan lekat.

My Badboy Boyfriend (Revisi done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang