Chapter 52

1.7K 253 100
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Story © Cacacillya

Happy Reading!

.
.
.
.
.

"Woah!"

Sasuke berseru pelan kala ia bisa merasakan derasnya tetesan air terjun Suna yang mengalir begitu indah.

Awalnya Naruto melarang untuk turun ke dalam air dan merasakan langsung aliran air terjun Suna, tapi karena Sasuke terus merengek ingin turun, jadi dengan terpaksa pemuda itu menuruti keinginan sang kekasih. Tentu saja ia selalu siaga menjaga pujaan hatinya agar tidak terjadi sesuatu yang buruk.

"Ugh! Dingin," ucap Sasuke pelan.

"Sudah, ya? Kita naik lagi ke daratan," kata Naruto. Kedua tangannya memeluk pinggang sang kekasih. Baju mereka sudah hampir basah keseluruhan.

"Nanti, Nana," sahut Sasuke sembari terus bermain air. Wajahnya tampak terlihat bahagia.

"Bajumu sudah basah, nanti sakit," gumam Naruto.

Sasuke sedikit menyandarkan punggungnya ke tubuh Naruto. "Kan, ada Nana yang menjagaku. Mana mungkin aku sakit?" kata pemuda itu dengan wajah yang memerah. Dia malu sendiri ketika mengatakan kalimat tersebut.

Naruto hanya bergumam sebagai jawaban. "Aku takut akan ada efek tertentu ke kakimu jika terlalu lama di dalam air," ucapnya.

Sasuke cemberut. "Sebentar lagi. Aku masih ingin di sini," sahutnya. Ia kembali mengulurkan tangan ke area tetesan air terjun. Ada beberapa pengunjung yang juga sedang berada di sana.

"Sepuluh menit, tidak lebih," ucap Naruto.

"Iya, Nana," balas Sasuke. Ia terkikik pelan kala iseng menyiram sedikit air ke wajah Naruto. "Kapan wajahmu berhenti tampan, sih? Padahal sudah disiram air, tapi tetap saja tampan," cibir pemuda itu dengan bibir dipoutkan. "Aku iri."

Sasuke terus menyiram air sedikit demi sedikit ke wajah Naruto bahkan rambut pirang pemuda itu sudah basah. Ia tertawa geli karena kegiataan yang tengah ia lakukan cukup menyenangkan.

Naruto mengusak rambutnya agar tetesan air menghilang dari sana. Perbuataan pemuda itu malah terlihat seksi di mata Sasuke bahkan beberapa pengunjung tampak terpesona.

"Ish!"

Sasuke yang menyadari kekasihnya tengah menjadi tontonan kesal sendiri. Tangan pemuda itu bergerak untuk ikut mengusak-usak rambut sang kekasih, walaupun gerakkannya terlihat acak.

"Kenapa, sih?" Naruto menaikkan sebelah alis. Dia heran kenapa sang kekasih mendadak kesal begitu.

"Bisa jadi jelek untuk hari ini saja tidak?" kata Sasuke asal. Bibirnya dipout.

"Hm?" Naruto mengerutkan kening.

"Ish!"

Sasuke mendekatkan diri ke arah Naruto, lalu memeluk sang kekasih dengan erat agar para pengunjung tahu jika pemuda mempesona yang tengah mereka pandangi dengan kagum ini adalah kekasihnya.

Naruto yang sudah paham maksud Sasuke hanya menghela napas. Padahal sang kekasih sendiri yang berulah, tapi akhirnya kesal juga.

"Sudah, ya? Kita ke atas lagi dan ganti pakaianmu. Ini sudah terlalu lama. Badanmu juga terasa dingin," ucap Naruto.

Akhirnya Sasuke mengangguk. "Iya."

"Pelan-pelan jalannya," ujar Naruto.

"Bantu aku," gumam Sasuke.

Kedua pemuda itu mulai beranjak menjauh dari air terjun, meninggalkan pengunjung yang terus menatap Naruto dengan tatapan terpesona.

Pemuda bermata biru tersebut memang terlihat sangat mempesona saat ini. Benar-benar terasa ingin memiliki.

My Badboy Boyfriend (Revisi done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang