Chapter 30

2.3K 305 29
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto.

Story © Cacacillya.

Happy Reading!

_____________________

"Cari tahu siapa orang yang sudah mencelakai Sasuke dan bawa dia ke hadapanku. Bagaimana'pun caranya kalian harus dapatkan orang itu!"

Shikamaru, Toneri dan Ashura langsung mengangguk.

"Serahkan saja pada kami. Ayo, pergi!"

Ketiga pemuda itu segera berlalu keluar dari ruang kesehatan.

Sasuke menghela napas saat mendengar obrolan sang kekasih bersama Shikamaru, Ashura dan Toneri.

"Seharusnya kau tidak perlu melakukan semua itu. Aku tidak apa-apa," kata Sasuke ketika melihat Naruto berjalan mendekat ke arahnya.

"Kau bilang tidak apa-apa?" balas Naruto dengan wajah datar.

Sasuke mengangguk pelan. "Jadi, kenapa kau harus mencari orang yang mencelakaiku? Aku terjatuh karena keteledoranku sendiri bukan karena orang lain."

"Kau yakin, huh?" ujar Naruto dingin. "Coba kau pikirkan secara logika kecelakaan kecil yang menimpamu ini."

Sasuke terdiam. Kalau boleh jujur ia memang sedikit ragu jika apa yang terjadi padanya ini karena keteledoran sendiri yang tidak berhati-hati ketika masuk ke ruang latihan hingga membuat ia terpeleset. Pasalnya, lantai yang ia pijak terasa sangat licin seperti diberi sesuatu di tempat tersebut dan ternyata memang benar jika di lantai terdapat olesan minyak sayur.

"Tidak bisa menjawab karena kau sendiri ragu, kan?" ucap Naruto dengan nada yang masih datar.

"Naru...." Sasuke menghela napas. Ia tidak bisa mengelak lagi karena memang hatinya sendiri berkata jika kecelakaan yang menimpanya disengaja oleh seseorang. Tqpi siapa?

"Aku pasti bisa menemukan orang yang sudah berani membuat kesayanganku celaka," kata Naruto hingga membuat Sasuke terperanjat, lalu wajahnya memerah.

Sasuke menutup kedua mata ketika merasakan tangan Naruto mengusap rambutnya dengan lembut. Ia merasa nyaman diperlakukan seperti itu oleh sang kekasih.

"Apa sangat sakit, hm?" tanya Naruto dengan nada lembut.

Sasuke merasa jika ia tersihir oleh suara lembut Naruto yang memasuki indra pendengarannya.

"Hanya ketika terjatuh tadi yang benar-benar terasa sangat menyakitkan," balas Sasuke dengan nada terdengar sendu. "Aku bahkan agak sulit menggerakkan kakiku. Aku sedikit takut jika kakiku akan terus seperti ini sampai perlombaan tiba," ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Bagaimana jika itu terjadi, Naru? Poin penilaian akan dikurangi karena Ketua team tidak hadir. Aku sangat takut jika team sekolah kita kalah, apalagi lawan kali ini tidak bisa dianggap remeh. Mereka semua sangat terampil."

Naruto tidak tahu harus berkata apa, dia bukanlah orang yang pandai memberi saran atau menenangkan seseorang yang tengah terpukul. Jadi, ia hanya bisa memeluk Sasuke berharap hal tersebut bisa membantu menenangkan pikiran sang kekasih yang sedikit kacau.

Sasuke membalas pelukkan dari Naruto dan dia hanya diam membiarkan pemuda itu memberi usapan lembut di punggungnya. Ia memejamkan kedua mata, mencoba sedikit saja membuat perasaannya tenang. Sampai tidak terasa ia malah tertidur.

Naruto yang merasakan deru napas kekasihnya begitu teratur, perlahan melepaskan pelukkannya. Pemuda itu tersenyum kecil ketika melihat sang kekasih tertidur. Ia mengusap jejak air mata di sekitar wajah kekasihnya.

Pemuda itu melirik ke arah kaki kanan Sasuke yang di perban. Bukan hanya terpeleset ringan, tapi di lantai yang dipinjak oleh sang kekasih terdapat beberapa pecahan kaca hingga kakinya terkena pecahan kaca tersebut. Beruntung anggota tubuh yang lain tidak sampai ikut terkena juga.

My Badboy Boyfriend (Revisi done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang