Chapter 46

1.7K 251 67
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Story © Cacacillya

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Menma menaikkan sebelah alisnya kala melihat Naruto yang tengah membuka pintu kulkas, tapi wajah pemuda itu nampak mengernyit.

"Cari apa?" tanya Menma begitu posisi mereka berdekatan.

Naruto menoleh sekilas, lalu kembali mengalihkan atensi ke isi kulkas.

"Cola."

Pemuda itu menutup pintu kulkas saat merasa apa yang ia cari tidak ada.

"Habis," ujar Menma seraya menunjukkan dua kantung plastik di tangannya pada Naruto. "Mau?"

"Itu apa?" tanya Naruto.

"Ayam," sahut Menma seraya berjalan ke arah meja makan. Naruto mengikuti dari belakang. "Dua gelas Coffee late. Shika yang membelinya, sih."

"Kau bertemu dengan Shika?" tanya Naruto dengan wajah penasaran.

"Tidak sengaja bertemu di jalan, terus aku manfaatkan dia saja untuk membeli makanan ini," jawab Menma seraya bersiul-siul.

"Hm?" Alis Naruto terangkat sebelah. Pemuda itu ingin bertanya tentang hubungan mereka, tapi segera tersadar jika Menma belum tahu kalau ia mengetahui tentang hubungan keduanya.

"Ambil piring, bro," ujar Menma.

Naruto tidak menjawab. Dia hanya bergerak mengikuti apa yang disuruh oleh Menma.

"Yang lain ke mana? Mama tidak menyiapkan makan malam?" tanya Menma setelah tersadar jika keadaan rumah cukup sepi.

"Ini masih jam empat sore," sahut Naruto.

"Bukankah sudah waktunya?" kata Menma.

"Seperti tidak tahu Mama saja," gumam Naruto seraya meletakkan satu piring besar yang baru dia ambil dari rak penyimpanan.

"Iya juga, sih. Mama kita selalu menyiapkan makan malam jam enam sore lebih," ujar Menma yang sekarang sibuk meletakkan ayam tepung goreng krispy di piring. Tidak terlalu banyak, hanya dua potong bagian dada yang dipotong kecil-kecil dan dua jenis saus.

Naruto hanya memperhatikan sang kembaran sembari sedikit tersenyum kecil. Rasanya ini seperti mimpi bisa berada satu ruangan dengan Menma tanpa ada keributan. Walaupun ia tahu jika ini semua hanya sementara waktu. Naruto belum bisa menebak apa yang sebenarnya Menma rencanakan.

"Na." Tiba-tiba Menma memanggil.

"Hm?" Naruto yang sempat tersentak karena masih melamun, langsung menormalkan kembali raut wajahnya.

"Kau benar-benar mencintai Sasuke?" tanya Menma yang sekarang tatapannya tertuju pada Naruto.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" balas Naruto. Sebuah pemikiran mendadak berkeliaran di dalam kepala pemuda itu. "Kau berniat mengambilnya lagi dariku?" Tatapannya terubah sangat dingin.

Menma menggeleng, kemudian tertawa renyah. Tapi hanya sesaat karena raut itu langsung berubah. "Aku tidak berniat melakukan itu. Lagipula, Sasuke bukan tipeku."

"Lalu, kenapa kau bertanya seperti itu?" ujar Naruto.

"Aku hanya bertanya. Memangnya tidak boleh?" balas Menma. "Kau takut sekali aku mengambil orang yang kau cintai lagi darimu. Lagipula niatku melakukan itu dulu karena sebuah alasan."

"Apa?" Mata Naruto memincing.

"Belum saatnya kau tahu," sahut Menma seraya memberikan cengiran khas. "Yang terpenting kau tidak perlu takut aku mengambil Sasuke darimu karena aku tidak akan pernah melakukan itu. Pegang kata-kataku, Na," lanjutnya.

My Badboy Boyfriend (Revisi done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang