Chapter 36

2K 252 31
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Story © Cacacillya

Happy Reading!

.
.
.

"Ketika kau masih menyimpan perasaan cinta pada seseorang yang sudah memberi luka di hatimu, pada akhirnya perasaan cinta akan menang melawan rasa benci yang kau rasakan."

"Kata-kata puintis semacam ini masih digunakan oleh sebagian penulis, ya?" gumam Sasuke.

Pemuda itu tengah berada di rumah sakit menunggu jadwal operasi kecil di kakinya. Ia membaca sebuah buku novel yang diberikan oleh Itachi.

"Maybe yes, maybe no. Yes ... no ... yes ... no ... yes ... no. Ah ... dul jung-e hanaman golla yes or yes? Yes!"

Sasuke memandang Itachi dengan wajah datar begitu mendengar jawaban tidak jelas dari sang Kakak atas pertanyaannya. Langsung saja ia melempar buku novel di tangannya ke arah Itachi berada.

"Aw! Sakit, heh!" gerutu pemuda itu kesel, tapi Sasuke sama sekali tidak peduli.

"Salah sendiri jawabannya tidak jelas," sahut Sasuke.

"Ya, salahmu juga yang bertanya tentang hal seperti itu padaku. Mana aku tahu, kan?" balas Itachi.

Pemuda itu meletakkan buku novel yang tadi dilemparkan oleh Sasuke ke atas meja. Ia sendiri duduk di kursi yang berada di ruang rawat.

"Kakak yang membelinya untukku. Bagaimana, sih!" ucap Sasuke kesal.

"Ini novel bukan Kakak yang beli, tapi punya Neji. Ketinggalan di tas Kakak. Ya, daripada kau bosan tidak melakukan apapun hanya melihat ponsel saja, lebih baik membaca, kan?" kata Itachi.

Sasuke cemberut. "Aku melihat ponsel terus juga sedang menunggu balasan pesan dari Naruto," balasnya.

"Masih jam pelajaran, mana mungkin Naruto cepat membalas. Pesan Kakak saja hanya dibaca," ujar Itachi. Dia kembali kesal mengingat pesannya pada Naruto hanya dibaca saja.

"Memangnya Kakak kirim pesan apa pada Naruto?" tanya Sasuke penasaran.

"Hanya ingin tahu apa yang kalian lakukan semalam sampai membuat wajahmu memerah sepanjang perjalanan ke rumah sakit," jawab Itachi.

Mendengar jawaban dari sang Kakak membuat wajah Sasuke kembali memerah. Ia jadi teringat akan kejadian semalam di kamarnya.

"Nah, kan! Jujur sama Kakak. Apa yang kalian berdua lakukan?" tanya Itachi dengan mata memincing.

"Tidak apa-apa, ihhh!" sahut Sasuke berusaha menormalkan wajahnya.

"Masa?" tanya Itachi tidak percaya, tapi Sasuke langsung mengangguk. "Bohong! Ayo, jawab jujur!"

"Ish! Dibilangin juga."

"Aku tidak percaya," kata Itachi. "Jawab jujur atau Kakak akan kasih tahu kejadian sebulan yang lalu pada Ayah dan Ibu. Mau?"

"Ish! Kenapa mengancamku, sih?!" Sasuke merengut.

"Kakak tidak mengancammu, tapi ini serius," ujar Itachi.

Sasuke cemberut. "Iya-iya. Aku akan cerita," katanya kesal.

"Nah, pilihan bagus. Jadi, kenapa?" tanya Itachi memasang telinga dengan baik. Dia bahkan sudah tidak begitu memperdulikan pesan dari Neji. Ya, isinya juga pesan-pesan merajuk dari sang kekasih.

"Kami cuma tidur, Kak," ujar Sasuke. Itachi memincing tidak percaya. "Tapi, masalahnya itu Naruto tidur tidak pakai baju sama sekali. Aku sudah menyuruhnya pakai baju, namun dia tidak mau. Katanya sudah terbiasa tidur tanpa memakai baju. Malah kalau pakai baju dia tidak bisa tidur. Jadi, dia shirtless semalaman dan aku hampir tidak bisa tidur karenanya kalau saja dia tidak memelukku selama kami tidur. Puas?"

My Badboy Boyfriend (Revisi done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang