Hai, salam kenal. Semoga tahun ini banyak momen menyenangkan, ini cerita pertamaku.
Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari libur dengan cuaca cerah cocok untuk sekedar piknik atau bertamasya ke tempat wisata, banyak keluarga yang menikmati hari libur dengan berkumpul saling bercerita dan bercanda tawa bersama.
Namun berbeda dengan keluarga Park, rumah penuh dengan suara menggema bukan suara yang merdu tapi suara yang keluar dengan penuh emosi dan nada tinggi. Hal yang sudah biasa untuk keluarga ini sejak sekitar dua bulan terakhir tapi sekarang sepertinya akan berbeda.
Suara tamparan menggema satu ruangan.
"Abojie, berhenti!" suara anak berusia 10 tahun melihat orang tuanya saling beradu kata tajam. "Kalian jangan berantem," lanjutnya sambil menangis.
Berbeda dengan sang Kakak yang berani bersuara, sang Adik hanya melihat dan mendengarkan dari jarak sedikit jauh dibalik pintu tanpa berpikir harus berbuat apa atau bersikap seperti apa karena masih kurang paham dengan keadaan yang sedang dilihatnya.
Keluh Pria dewasa bernama lengkap Seungri Park sambil mengacak rambutnya, "di saat keadaan seperti ini kau---" menggantung ucapannya sambil menujuk jari ke arah istrinya, "sudahlah, lebih baik cukup sampai di sini. aku turuti kemauanmu itu dan anak-anak bersamaku. sekarang, silakan kau pergi dari sini!" memberi isyarat kepadanya untuk keluar.
"Itu yang saya mau sejak awal," balas seorang wanita dewasa bernama Dara yaitu istri dari Seungri dengan tersenyum mengejek sambil berjalan ke arah lemari.
Seungri hanya duduk tidak ada niat menahan sang Istri, sebagai kakak menghampiri sang Adik dan memeluknya sambil menangis. Selang berapa menit Dara keluar dari kamar dengan membawa sebuah koper cukup besar berjalan ke arah pintu utama, melihat itu sang Kakak berlari ke arah Dara disusul adiknya.
"Eomma... hajima tetap di sini," memohon disela tangisan sambil memeluk erat pinggang sang Ibu diikuti sang Adik memeluk bagian kaki.
Perlahan Dara melepas kedua pelukan anaknya kemudian berlutut kedua kaki menyamai tinggi anak sulungnya sambil memegang kedua pundaknya. "Kamu seorang unnie tak baik menagis didepan adikmu," mengusap lembut air mata anaknya dengan ibu jari.
Melanjutkan perkatannya dengan lembut namun terasa menyedihkan. "Dengarkan ini baik-baik, eomma harus pergi tapi nanti kita bertemu lagi, untuk sekarang eomma titip Chaeryoung padamu, jaga dia dengan baik," perlahan Dara bangkit dan kembali berjalan keluar namun anak sulungnya menahan tangannya.
"Kapan kita bertemu lagi?" Anaknya bertanya dengan penuh harap.
"Suatu hari nanti kita bertemu, sekarang lepas tangan eomma." Dara menjawab tanpa keraguan dan berusaha melepas genggaman anaknya.
"Aniyo... aku ingin eomma tetap di sini!" berusaha menggenggam tangan Dara dengan erat di samping ada adiknya yang kembali menangis sambil memeluk boneka yang sedari tadi ia bawa di tangannya.
Seungri yang melihat adegan di depan mata akhirnya berjalan mendekat pertama menggendong Chaeryoung dan berusaha melepas genggaman Roseanne anak sulungnya setelah terlepas berusaha menahan kedua anaknya dan membiarkan istrinya pergi. Setelah Dara keluar dari rumah ini, Seungri bergegas menutup pintu rumah dan menguncinya dari dalam.
Chaeryoung menangis dengan keras melihat sang Ibu menghilang di balik pintu, setelah itu Rose berlari ke kamarnya sedangkan Seungri berusaha menenangkan Chaeryoung di gendongannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfic... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...