"ayah akan menikah."
Hari ini pertama kali nya kami mendengar sebuah permintaan, ah bukan... Lebih tepat nya memberitahu kami keinginan ayah, suara berat nya mendominasi di ruangan tamu,ruangan luas itu terasa sempit kami rasa kan saat mendengar perkataan ayah yang pertama kali nya di dalam 10 tahun ini...
"Apa.??? Apa yang ayah kata kan.??"
Suara terdengar kesal itu adalah suara adik ku,adik laki-laki ku.."Ayah.!!!" Aku memanggil nya dengan suara tidak percaya dengan di sampai kan nya "apa maksud ayah.??" Tanya ku seakan tidak mengerti pada hal di sini aku yang paling mengerti dengan perkataan nya.
"Ayah jatuh cinta dengan seorang wanita dia.. partner kerja ayah dan ayah ingin menikahi nya.!!" Jelas ayah menatap kami secara bergantian
"Aku tidak setuju" ujar adik ku dengan ketidak sukaan nya, aku melirik adik ku yang sudah bermata merah menahan tangis, aku melihat nya kasian aku mengerti perasaan nya.
"Apa ayah sudah memikir kan nya dengan matang.??" Tanya ku lagi,aku ingin ayah memikir kan keinginan nya itu sebelum menyesal di kemudian hari..
"Ayah sudah memikirkan nya beberapa bulan ini... Dan tekad ayah sudah bulat untuk menikahi nya... Kalian tenang saja dia wanita baik ayah yakin kalian akan suka. Kalian merestui ayah kan.??"
Bagaimana ayah bisa bicara seperti itu kami saja tidak pernah bertemu atau pun mengenal nya, kenapa ayah sangat yakin.?? Aku hanya diam mendengar kejelasan ayah..
"Jika ayah sudah yakin.. lalu kenapa ayah masih menanya kan itu pada kami.??" Aku menatap mata ayah lekat, berharap dia mengerti perasaan kami anak-anak nya.
"Ayah hanya meminta pendapat kalian nak." Ujar nya lembut
"Tadi ayah bilang sudah bertekad untuk menikahi nya.... Lalu apa masih perlu pendapat kami.??"
Terlihat ayah merapat kan bibir nya sambil menunduk mungkin ucapan ku telah menyentil hati nya..
"Aku tidak akan merestui ayah.!!" Jerit adikku lalu pergi kearah kamar, aku menatap nya ibah selama ini adik ku tidak bisa melupa kan ibu yang sudah meninggal 10 tahun lalu..
Jujur aku tidak merestui ayah menikah tapi aku tau kalo ayah juga kesepian,rasa kasian mengalah kan ego ku untuk melarang ayah menikah..
"Nak.!!" Panggil ayah lembut ia menatap ku dengan mata memohon, aku tau ayah tidak akan melakukan apa pun tanpa restu dari kami.
"Apa kamu bisa membujuk adik mu.?? Selama ini ayah selalu di bayangi rasa cinta ayah pada ibu mu hingga tidak menikah 10 tahun... Baru sekarang ayah merasa kan cinta yang di beri kan ibu mu dulu.!" Ucap ayah lirih
"Selama ini ayah hidup di dalam kesepian kadang ayah berpikir untuk mengakhiri hidup ayah, bertemu dengan eli di sana pasti akan menyenang kan, tapi sering kali ayah berpikiran begitu kalian selalu membuat ayah kembali.." lanjut nya menatap ku ayah.... Menangis.!!!
Aku menghela nafas dan menghembuskan nya dengan pelan,aku menatap pintu kamar adik ku yang tertutup rapat aku yakin dia sudah menangis.
Ayah benar selama 10 tahun dia sudah hidup sendiri,meski ada kami dia akan tetap merasa kesepian kami tidak harus egois memikir kan diri sendiri,tanpa memikirkan keinginan ayah.
"Aku akan usaha kan.!!" Ujar ku pelan
Aku melangkah pelan menuju kamar adik ku,di pintu terterah ukiran nama nya berwarna putri,sebuah kerajinan tangan di buat dari kayu.. ferdiansyah Mahendra.
Pintu nya tidak terkunci membuat ku leluasa masuk kesana,awal pintu terbuka aku melihat sebuah gundukan dari selimut di atas kasur, aku berjalan pelan menghampiri nya sayup-sayup aku mendengar isakan kecil, yaah meski adik ku laki-laki tapi dia sangat cengeng hati nya lembut tak setegar aku yang perempuan.
"Hhhhh... ada Seorang raja sangat di cintai oleh rakyat dan keluarga nya,suatu hari anak nya meminta untuk pergi melawan monster namun tidak di restui oleh raja, karna dia tau anak nya memiliki fisik yang lemah tapi sang pangeran sangat gigih ingin mengalah kan monster itu,pada akhir nya sang raja mengalah pergi lah pangeran melawan monster, dengan gagah berani dia menghadapi monster naga tanpa kenal takut... Hingga usaha nya tidak sia-sia dia mengalah kan naga yang angkuh dengan satu pedang, dengan gagah berani dia membawa kepala naga ke hadapan raja dan berkata "ayah lihat aku bisa mengalah kan monster naga"..."
Adik ku membuka selimut yang telah menutupi kepala nya,mata nya merah dengan air mata menggenang.
"La-lalu apa kata raja.??" Tanya nya sesegukan.
"Raja bilang "bagus pangeran kau memang anak membangga kan."... Dan hidup lah mereka tanpa bayang-bayang dari monster"
Adik ku terdiam menatap ku.
"Kakak ingin kamu melawan keegoisan mu sama seperti pangeran,meski dia lemah dia mampu mengalah kan naga yang kuat..." Ucap ku menatap luar jendela "kakak tau kamu belum bisa Nerima keputusan ayah tapi dek ayah juga kesepian dia butuh teman hidup"
"Tapi ayah masih punya kita... Kita akan terus bersama nya" bantah Ferdi
"Itu beda... Kita hanya seorang anak ketika kita menikah kita akan berpisah dengan ayah, tidak selama nya bersama ayah... Tapi kalo ayah punya istri dia akan punya teman hidup hingga akhir hayat." Lanjut ku
Aku menatap wajah adik ku yang sendu beberapa kali dia menggigit bibir nya,aku tau dia menekan ego nya saat ini sesuatu yang terus menuntut nya untuk memberontak...
"Kamu mau kan merestui ayah.?? Demi kakak.??" Ucap ku lembut sambil membelai rambut hitam nya, Ferdiansyah adik yang aku besar kan selama 10 tahun sekarang umur nya 15 tahun,ibu meninggal kan kami saat umur nya 5 tahun sedang kan aku 7 tahun yaahh ibu meninggal saat kami sangat butuh kasih sayang seorang ibu, sejak itu aku mencurah kan kasih sayang ku terhadap adik satu-satu nya.
Sekali lagi dia meremas selimut nya menyalur kan rasa kesal di dada nya,mata merah nya menatap ku sendu, sesak.?? Itu lah yang ku rasa kan menatap mata penuh luka itu, dia mengangguk pelan seraya memeluk ku erat ..
"Bagus... Ayo kita temui ayah.!!" Ucap ku lalu menuntut nya keluar...
Di ruang tamu ayah masih duduk menatap sebuah figuran, di sana terlihat seorang wanita cantik berambut hitam panjang tersenyum cerah,senyum yang mendamai kan dunia kami.
"Ayah"
Kami mendekati super Hero kami, lelaki yang terus berjuang membesar kan ku dan adik ku. Aku menggenggam tangan adik ku yang terus menunduk..
Mata ayah menatap kami penuh harap aku tidak bisa menolak keinginan ayah...
"Ferdi merestui ayah" ucap Ferdi pelan genggaman tangan nya semakin erat meremas tangan ku.
Ayah tersenyum bahagia menatap kami "makasih nak" ujar nya memeluk kami dengan mata berlinang, ah ayah aku mohon maaf kan kami yang selalu memikir kan diri sendiri.
"Baiklah... Ayah akan menelpon Erina dia pasti akan senang mendengar kabar ini" ujar nya berlalu pergi dengan wajah sumringah
"Kak... Apa kakak yakin dengan semua ini.??" Tanya Ferdi menatap ku seakan tidak yakin.
"Percaya lah... Ini jalan terbaik buat ayah dan kita..!!" Ucap ku meyakin kan
****
Aku merenung di depan meja belajar ku menatap buku berhias bunga di sisi setiap lembar nya, ada sebuah foto wanita dengan mengendong anak laki-laki dan seorang gadis kecil di sisi kanan, senyum cerah terukir indah di bibir kedua perempuan itu..
"Ibu maaf kan aku... Aku tidak bisa menjaga cinta ayah untuk ibu... Maaf kan aku ibu.!!! Aku merindukan ibu."
Gelap malam dengan di tabur bintang berkilau menjadi saksi tangis ku seakan mereka mengintip ku lewat jendela,dingin nya malam tidak bisa membuat hati ku tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Girl (END)
Historical FictionNovel baru mohon jangan di bully ya... Asli pemikiran sendiri. ________ "Jangan memulai duluan dengan ku, karna aku akan membalas mu dengan cara mematikan" _______ "Ini bukan ancaman tapi ingat tetap lah berada di posisi mu,kau tidak akan tau kapan...