tiga

7.2K 404 1
                                    

Sepanjang perjalanan pulang hingga sampai rumah aku hanya diam, pikiran ku masih mengingat ucapan kedua pemuda itu, sejak dari toilet aku hanya menggangguk menanggapi pembicaraan ayah tentang pernikahan nya,sedang kan adik ku berulang kali menanyakan keadaan ku, tentu saja aku menjawab tidak apa-apa...

Aku menatap langit kamar ku dengan mata kosong, 1 Minggu lagi adalah pernikahan ayah lalu setelah menikah apa yang harus aku lakukan, akan kah aku tinggal bersama mereka atau aku harus tinggal di rumah ini bersama adik ku.??

Seperti nya itu ide bagus aku harus bicara kan ini dengan ayah, aku tidak mau satu rumah dengan kedua mahluk itu...

Aku keluar kamar menuju ruang kerja ayah, karna aku yakin ayah masih di sana.

"Ayah.!!" Panggil ku dengan kepala menjulur. Benar saja ayah masih belum tidur dia menatap ku dengan bingung.

"Ada apa kak.??" Tanya ayah melambai menyuruh ku masuk.

"aku ingin bilang sesuatu sama ayah.!!"

"Bilang apa nak.??" Tanya ayah melepas kacamata nya.

"Setelah ayah menikah nanti... Bisa gak kakak tinggal di sini saja bersama Ferdi.??" Tanya ku meremas jemari karna gugup.

Ayah menggerut kan dahi nya seakan heran mendengar permintaan ku..

"Kenapa apa kakak tidak mau tinggal bersama ayah.??" Ujar ayah sedih

"Ti-tidak ayah... Bukan gitu... Rumah ini... Rumah kenangan ibu kakak gak mau meninggal kan kenangan dari ibu... Biar kan kami tinggal di sini ayah.??" Mohon ku . Alasan sangat bagus untuk menghindari dua monster itu..

Ayah terdiam mata nya menatap ku sendu, apa yang dipikir kan ayah aku sama sekali tidak tau,aku harap dia mengabul kan permohonan ku..

"Kakak benar rumah ini begitu banyak kenangan... Sangat di sayang kan jika harus di tinggal kan." Sahut ayah lirih aku tidak bermaksud buat ayah sedih.

"Apa ayah mengabul kan permintaan ku.??" Tanya ku

"Iya ... Tapi kakak harus sering mengunjungi ayah ya.??"

"Tentu ayah" jawab ku ceria jadi aku tidak akan susah-susah menghindar jika aku berada di sini..

*****

POV rehan.

Selepas kuliah aku di telpon mamah untuk segera ke restoran,aku tau mamah akan mengenal kan calon suami nya padahal mamah tau aku tidak suka dia menikah lagi, tapi apa daya ku mamah juga berhak bahagia apa lagi sejak di tinggal papah dia tidak pernah menyukai pria lain.

Tapi sekarang dia meminta izin mau menikah.?? Ini benar-benar gila kami sama sekali tidak tau tentang hubungan nya dan tiba-tiba mau menikah.?? Lucu banget gak sih parah...
Aku sama sekali tidak setuju atas keputusan nya.

"Mah Iqbal gak setuju.. bagaimana bisa mamah menikah sama orang yang tidak kami kenal sama sekali.??" Ucap Iqbal adik ku tidak senang

"Dia pria baik nak... Mamah mencintai nya.!"

"Bisa aja kan mah dia mau nikah sama mamah karna harta... Mamah baru mengenal dia kan...??" Sahut ku menimpali ucapan Iqbal

"Mamah percaya sama dia... Pokok nya besok kalian harus datang ke restoran xxx... Dia juga akan membawa anak nya" mutlak mamah pergi dari hadapan kami.

Iqbal mengusap wajah nya kasar "gimana ini kak. Aku gak setuju jika mamah menikah sama orang itu.. kita sama sekali tidak mengenal nya."

"Kamu pikir aku setuju.... Aku juga tidak setuju dengan pernikahan ini... Kita lihat saja besok kalo kita tidak bisa membatal kan pernikahan mamah. Kita bisa menyiksa anak nya." Ucap ku tajam dengan di angguki Iqbal.

Sister Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang